Bab 106 : Duka Yang Mengguncang Seluruh Kerajaan

5 0 0
                                    

 

Berita kematian Lady Xienna menyebar seperti api di musim kering. Seluruh kerajaan dirundung duka. Para pelayan di istana menangis tanpa henti, mengingat kebaikan hati nona mereka yang tak pernah membeda-bedakan status.

Xyon membawa jasad Xienna ke kamar pribadinya, menolak siapapun mendekati kecuali tabib kerajaan. Namun bahkan tabib terhebat pun tak bisa berbuat apa-apa. Luka di kepala Xienna terlalu parah, ditambah dengan benturan fatal di tubuhnya.

"Yang Mulia," Callum memberanikan diri masuk ke kamar. "Para tetua kerajaan ingin mengatur upacara pemakaman yang layak untuk Lady Xienna."

"Pemakaman?" Xyon tertawa getir, masih menggenggam tangan dingin kekasihnya. "Kau pikir aku akan membiarkan mereka menguburnya begitu saja?"

Sementara itu, di mansion Duchess, suasana tegang menyelimuti. Para pelayan berbisik-bisik tentang kusir yang mendadak menghilang setelah menerima emas dari Duchess.

"Kita harus pergi dari kerajaan ini," Lady Ciel panik. "Jika Yang Mulia Xyon sampai tahu..."

"Tenanglah," Duchess Alexandria menyesap wine-nya. "Tidak ada bukti yang mengarah pada kita. Kusir itu sudah jauh, dan tak ada saksi mata."

Namun mereka salah besar.

Di sudut tersembunyi mansion, seorang pelayan muda yang tak sengaja mendengar rencana jahat mereka malam itu, diam-diam menyelinap keluar. Hatinya memberontak melihat kejahatan tuannya.

Pelayan itu berhasil mencapai istana, memohon untuk bertemu Callum. Dengan gemetar, ia menceritakan semua yang didengarnya - rencana pembunuhan Xienna, uang sogokan untuk kusir, bahkan percakapan Duchess dan Lady Ciel setelah "kecelakaan" itu.

Callum segera melaporkan semuanya pada Xyon. Mata sang Kaisar berubah merah darah mendengar pengakuan itu, taringnya memanjang karena amarah.

"Jadi begitu," desisnya berbahaya. "Mereka pikir bisa menyingkirkan Xienna-ku dan hidup tenang setelahnya?"

Angin dingin berhembus kencang di istana, mencerminkan murka sang penguasa. Para pelayan bergidik ngeri merasakan aura membunuh yang menguar dari tubuh Kaisar mereka.

"Callum," Xyon berkata dingin. "Kumpulkan pasukan. Malam ini, kita akan memberi pelajaran pada mereka yang berani menyentuh milikku."

"Tapi Yang Mulia," Callum ragu-ragu. "Duke adalah bangsawan berpengaruh..."

"Kau pikir aku peduli?" Xyon menatap tajam. "Mereka telah mengambil satu-satunya cahaya dalam hidupku. Sekarang... biar kutunjukkan pada mereka kegelapan yang sesungguhnya."

Obsesi sang vampirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang