620: Untainted Truth (2)

45 7 2
                                    

.

「Kebenaran Tak Ternoda」

»–R–I–M–«


Raphael sekarang meragukan apaa aku benar-benar manusia menjijikkan yang dia pikirkan.

Apa Kardinal Kehormatan benar-benar iblis yang mencoba meletakkan continent di telapak tangannya?

Kemungkinan besar itulah yang dia curigai.

Bahkan keraguan terkecil pun cukup baik untukku.

Yang paling aku butuhkan saat itu adalah kecurigaan kecil.

Pikiran-pikiran kecil tumbuh dan berkembang.

Tentu saja, aku tidak berpikir aku bisa mengubah pikiran gray warrior kita secepat itu. mengingat fakta bahwa kontraktor iblis telah mencuci otaknya.

Langkah pertama dalam rencanaku adalah perkecambahan biji kecil.

Lebih penting menumbuhkan keraguan kecil itu daripada mengungkapkan kebenaran secara terbuka.

‘Aku menghabiskan dua bulan menanam benih itu.’

Kupikir aku tidak berkembang lambat. Sebaliknya, aku ingin tersenyum.

Itu karena wajahnya sekarang berkerut setelah memeriksa realitas.

“Apa kau baik-baik saja?”

Itu bukan pertanyaan untuk Raphael. Itu adalah pertanyaan untuk pasien di depanku.

“Aku… b-baik. Aku benar-benar baik-baik saja sekarang, Kardinal Kehormatan. Aku... tidak tahu bagaimana… membalas budi anda.”

“Aku tidak melakukan ini agar kau berterima kasih padaku. jadi angkat kepalamu. Kau tidak perlu terlalu merendahkan dirimu di depanku.”

‘Karena semua orang sama di depan Dewi. Itulah doktrin Gereja Benignore.’

“Untuk orang seperti kami… sungguh... sungguh.. terima kasih lagi.”

“Bukankah kalian juga anak-anak Benignore tercinta? Jika kalian terus merendahkan diri. Benignore akan sedih. Peran yang kita mainkan berbeda, tapi kita adalah anaknya. Yang kuminta adalah agar kita semua saling membantu sedikit lebih banyak.”

“Hordinal Kehormatan.”

Para pasien menangis, dan Kardinal Kehormatan adalah penyebabnya.

Aku tidak memeriksa kondisi Raphael lagi dengan sengaja. Apa yang dia pikirkan.

Terlalu nyata untuk berpikir jika itu hanya akting, jika itu hanya untuk pertunjukan. Setelah menyelesaikan semua perawatan, aku makan bersamaan pasien tanpa ragu.

Adegan di mana aku melepaskan tangan para priest yang mencoba menghentikanku juga cukup luar biasa.

Para priest mungkin memikirkan apa yang bisa mereka lakukan jika Kardinal Kehormatan yang berharga terkena wabah, tapi jika ada kesempatan untuk kena wabah. Aku adalah orang yang melarikan diri lebih dulu.

“Kelihatannya ini sudah selesai secara kasar. Kardinal Kehormatan.”

“Huh… Syukurlah. Aku akan istirahat dan bergerak ke kota berikutnya.”

“Ya, kalau begitu seperti biasa…”

“Tentu saja. Sebaiknya memberikan dukungan kesejahteraan dasar. Tolong jadwalkan dan kelola priest Kekudusan agar aku bisa terus berkunjung. Juga, aku akan sangat menghargai jika kalian bisa memberikan pekerjaan bagi mereka yang dalam kondisi baik.”

Lee Kiyeon [ 4 ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang