.
「Kalian Bukan Party Raid Kim Hyunsung, Kan?」
»–R–I–M–«
Begitulah perasaan orang tua setelah dikhianati oleh anak-anaknya. Aku merasa saham-saham yang ku yakini akan naik malah dihapus.Aula ini sangat membingungkan, tapi tidak semembingungkan yang kurasakan di dalam.
Tapi aku tidak punya pilihan lain selain menunggu.
‘Aku bisa menyelesaikannya, kan?’
Aku tidak bisa melepaskan Koin yang telah benar-benar hancur. Aku bahkan tidak tahu berapa lama aku harus bertahan.
Sebenarnya. Aku bahkan tidak berpikir kalau aku berada dalam situasi yang berbahaya.
Dia mengarahkan pisau pada ke leherku, tapi aku tahu kalau Raphael tidak mencoba menyakitiku. Dia bahkan meminta maaf padaku, dan anehnya aku merasa perhatian.
Dia juga mencoba untuk mendukungku seandainya kakiku melemah, dan aku jatuh.
Lucu karena penculiknya merawat sandera, tapi sejak awal, tujuannya bukan aku.
Setidaknya Raphael tidak memusuhiku. Saat-saat kita bersama, kenangan itu, hari-hari hangat itu.
‘Sial…’
Setidaknya itu tidak bohong.
Kim Hyunsung selalu memusuhi dia.
Aku perlu mencari tahu lebih banyak tentang kenapa dia memusuhi Kim Hyunsung, tapi jelas dia memiliki kesalahpahaman aneh.
Kalau kita bisa mengatasinya, bukankah kita bisa mengembalikannya ke jalur yang benar? Kupikir kita akan bisa mendapatkan kembali kenangan berharga kita.
Dia juga sepertinya tidak berbeda denganku.
‘Sahamku… Kenangan berharga.’
Cho Hyejin memasang ekspresi terkejut yang terlihat seperti bom waktu yang akan meledak.
Dia mungkin berpikir untuk menerima situasi saat ini dan bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Wku telah menghabiskan waktu yang cukup lama dengannya, tapi aku belum pernah melihat wajahnya yang kejam seperti itu.
‘Tidak.’
Ini bukan pertama kalinya aku melihatnya. Dia membuat wajah itu saat dia mati di tangan sampah bertopeng.
Bahkan saat dia berkorban demi Kim Hyunsung, dia tidak terlihat seperti itu.
Situasinya saat berbeda dari masa lalu, tapi tekad kami sama kuatnya.
Dia cemberut seolah dia tidak bisa berbicara dengan baik.
Butuh beberapa saat, tapi dia akhirnya berhasil dan dia meletakkan tombaknya di tanah perlahan dan mengangkat kedua tangannya.
“Lepaskan Wakil Master Guild. Kalau kau butuh sandera. Aku akan cukup baik.”
‘Tidak, tidak peduli apa yang kau lakukan, kau tidak boleh menjatuhkan senjatamu.’
Dia bahkan mendorong tombak menjauh darinya.
Dia mencoba mengungkapkan fakta bahwa dia tidak punya keinginan untuk bertarung, tapi tidak ada yang bisa menyangkal jika itu adalah tindakan bodoh.
Tentu saja, Raphael berusaha tidak mengerahkan kekuatan fisik pada mereka yang hadir, tapi siapa yang tahu apa yang bisa terjadi.
‘Bagaimana kau tahu dia tidak akan membunuh kita? Kenapa kau tidak curiga.’
![](https://img.wattpad.com/cover/332594393-288-k89718.jpg)