.「Debut Han Sora」
»–R–I–M–«
‘Tidak mungkin dia baik-baik saja.’
Aku khawatir. Kondisi jelas Jung Hayan terlihat tidak stabil.
Meski dia tidak memasuki mode marah ekstrim, dia pasti terpengaruh oleh pemindahan Han Sora. Manatap kosong ke arah dinding, dia menyeka air mata yang keluar dari matanya.
‘Jung Hayan, maksudku…’
‘A-a-aku tidak mau melihatmu! Aku tidak mah melihat wajahmu! Huhu… Pergi.’
‘Kalau begitu aku akan pergi. Tidak akan lama. Aku… Aku akan bertugas di komite manajemen.’
‘Ini salah Sora. Salah Sora! Jangan muncul di depanku!’
‘Aku akan kembali secepatnya, jadi jangan cemas dan jaga dirimu.’
Baru beberapa hari lalu mereka melakukan percakapan seperti itu.
Jung Hayan sendiri sepertinya tidak menyadarinya, tapi ketidakhadiran Han Sora mulai mengganggunya. Sadar atau tidak, mereka telah hidup bersama selama satu tahun, jadi pasti aneh saat Sora tidak didekatnya lagi.
Perasaan yang paling ditakuti Jung Hayan adalah ditinggalkan.
Dia dengan jelas mengingat dan memahami hal itu, mengingat apa yang keluarganya lakukan padanya. Kepergian Han Sora tidak berarti dia memasuki mode marah ekstrem, tapi Jung Hayan menyadari kekosongan Han Sora.
Aku tidak terlalu memperhatikannya pada hari pertama.
Hari itu, dia bergumam pada sendiri kalau dia membenci Han Sora dan fokus belajar sihir, bersikap seolah dia tidak mau melihat Han Sora lagi.
Dia mendapatkan beberapa pencapaian di hari pertama.
Pada hari kedua, dia mengutuk Han Sora, yang telah merancang taktik simulasi pertempuran melawan Cha Heera.
Tentu saja, itu kata-kata manis yang tidak bisa disebut umpatan, tapi dia bahkan pergi ke kamar Hon Sora dan melampiaskan amarahnya dengan tangan imutnya.
Bahkan pada hari ketiga, dia bersenang-senang.
Aku tidak tahu apakah menghabiskan waktu denganku sepanjang hari bekerja, tapi dia bahagia sampai hari ke-5 dan mengenang kenangan hari ke-3.
Masalahnya sejak hari ke-5, aku mulai hilang kontak dengannya, dan badai yang datang tanpa suara mulai mengganggu Jung Hayan.
Dia masih menjalani kehidupan normal.
Ketika berhubungan dengan belajar sihir, awalnya itu adalah waktu pribadi Jung Hayan.
Namun, masalahnya adalah sisanya.
Menyadari tidak adanya Han Sora yang selalu membuat makanan lezat adalah masalahnya.
‘Ugh…’
Aku masih ingat ekspresi Jung Hayan saat dia menatap kosong di meja setelah membuat keributan.
Bukan hanya waktu makan yang penting.
Tidak berlebihan menyebut Han Sora adalah sekretaris atau pengasuh pribadi Jung Hayan, sepertinya dia mulai memikirkan Han Sora dalam segala hal yang berkaitan dengan hidupnya.
Dia bahkan melemparkan makanan yang dimasak oleh koki terbaik ke lantai karena rasanya hambar dibanding kotak makan siang Lee Kiyoung, buatan Han Sora.
‘Tapi itu pantas untuk dibuang. Kualitas karakter pada makanannya berbeda.’