.「Jangan Kalah」
»–R–I–M–«
‘Lee Jihye… Lee Jihye, sial.’
Aku segera menyadari jika janji kami untuk menjual dan membeli saham bersama-sama telah usang. Dia menjual sahamnya di bawah harga beli dalam jumlah besar yang mengejutkan.
Aku ragu apa itu pasukan operasi eksploitasi, jadi apa lagi yang perlu aku katakan? waktunya sangat pas sampai aku akan percaya kalau dia mengatakan dia bekerja dalam sesuatu yang berhubungan dengan itu.
Meski aku berterima kasih atas catatan itu, aku juga merasa kesal.
‘Hyejin… Hyejin, kenapa kau down? Kau tidak sakit, kan? Kau tidak berlari sembarangan, merusak kesehatanmu dan akhirnya membuatmu pingsan, kan? Apa kau jatuh di wilayah Black Swan? Itukah sebabnya kalian bertiga bersama?’
Untuk Cho Hyejin, yang berlari begitu jauh, tubuhnya compang-camping. Aku memiliki perasaan campur aduk antara rasa terima kasih dan kekhawatiran, tapi aku tidak punya pilihan selain membuang perasaan itu jauh-jauh untuk saat ini.
Kupikir hal pertama yang harus aku lakukan adalah mencari tahu dengan tepat bagaimana keadaannya.
Meski situasinya secara kasar diringkas pada catatan yang ditinggalkan Lee Jihye, banyak bagian yang dihilangkan. Salah satu hal yang bisa ku konfirmasi adalah dia langsung melapor pada Kim Hyunsung.
Memang, jika Lee Jihye langsung melapor ke Kim Hyunsung, gambaran yang ada di kepalaku akan jelas.
Cho Hyejin sudah menyerahkan intinya pada Lee Jihye, dan Lee Jihye langsung menyampaikan situasinya pada Kim Hyunsung,
Dia juga memutuskan untuk meminimalkan kebingungan. Aku ingin memuji penilaiannya yang bagus tapi aku tidak bisa menyembunyikan kepahitan yang muncul di dalam.
Karena kedamaian batinnya dibawa dengan melepaskan saham, dan bayangan dia menikmati ketenangan terus muncul di mataku.
– Tangannya kenyal.
– Seberapa sering dia latihan? Dia Cho Hyejin. Dia terkenal sebagai fanatik pelatihan.
– Hmm, aku menganggur. Haruskah aku mengurus kukunya?
– Memangnya kita boleh melakukan itu?
– Lagipula dia tidur. Katamu dia tidak akan bangun untuk sementara. Sebaiknya aku mengecatnya dengan warna biru.
Cho Hyejin, yang dirawat saat pingsan, membuatku iri.
Aku iri dengan betapa berbedanya perlakuan mereka dibanding diriku, yang penuh dengan kecemasan.
Bahkan saat ini, aku ingin segera menjual saham dan mendapatkan kedamaian, tapi karena aku telah memasukkan lebih banyak modal dibanding Lee Jihye. Aku tidak bisa keluar dengan mudah.
‘Ah, ini kacau. Ini benar-benar kacau.’
Aku secara alami mencemaskan party pembantaian yang akan terjadi di Queen's Tomb beberapa jam kemudian.
Aku tahu kalau Lee Jihye melakukan yang terbaik, tapi kecemasan yang keluar dari pikiranku adalah cerita yang sama sekali berbeda.
Sekali lagi, aku mengalihkan pandangan pada Kim Hyunsung, tapi tidak ada yang berubah.
Dia masih menggigit bibirnya erat dan lanjut berlari. Dia bahkan tidak bisa membedakan antara monster dan pohon lagi.
‘Kurasa dia akan segera tiba.’