Uhuk.
Uhuk.
Uhuk.
Taehyung terbatuk sesaat sebelum ia membuka matanya, kepalanya terasa sangat pening dan pakaiannya juga berlumuran darah. Matanya mengedar tatap, mengamati sebuah ruangan yang minim pencahayaan sehingga ia hanya dapat melihat dengan samar isi dari ruangan itu.
Tangannya diikat di belakang tubuhnya yang terduduk di sebuah kursi, kakinya juga diikat serta sebuah kain yang mengikat mulutnya. Taehyung masih mencoba mengingat semuanya, mengingat apa yang terjadi sebelumnya.
Taehyung sempat melihat ponselnya yang menunjukkan pukul 8 malam tadi sebelum ia bertemu dengan sekelompok orang yang menggunakan jas serba hitam dan menghadang jalannya. Ia juga ingat bagaimana satu persatu dari pria itu menghajar seluruh tubuhnya hingga ia tak sadarkan diri dan berakhir disini.
Suara decitan rolling door dan tepuk tangan yang dibuat selambat mungkin berhasil membuat Taehyung tersadar sepenuhnya. Matanya berusaha melihat 3 sosok yang kini berjalan kearahnya dengan samar.
"Kim Taehyung? Kau benar Kim Taehyung?"
Taehyung mengeryitkan dahinya, matanya tak bisa melihat dengan jelas siapa yang tengah berbicara dengannya. Bahkan suara pria itu baru kali ini ia dengar.
"Aku melihat semua catatan sekolah dan catatan kriminalmu di kepolisian."
Pria itu mendekat, memijat pundak Taehyung beberapa kali dan kembali berujar setelah menyelesaikan tawanya. "Wow, kau anak yang sangat bersih."
"Jauh dari tindak kejahatan dan sangat pintar."
"Dan tampan?" Pria itu mulai tertawa hingga menggema di ruangan tersebut.
Taehyung hanya diam mengikuti alur yang diberikan pada pria yang mungkin bisa ia bilang tengah bermain-main dengannya? Atau lebih tepatnya tengah mengancamnya.
"Sepertinya kau dan Jieun tahu hubunganku dengan salah satu guru kalian, ya?"
Taehyung membulatkan bola matanya. Berusaha menoleh kearah belakangnya sebelum pria itu muncul tepat di depan wajahnya. Benar, dia adalah Lee Sinwoㅡayah dari gadis yang tengah berkencan dengannya.
Taehyung berusaha berbicara namun tidak terdengar jelas sebelum Sinwo melepas ikatannya.
"Nah, sekarang kau bisa bicara." Ujar Sinwo seraya tertawa.
"Kalau anda ingin mengancam saya, maaf saya tidak takut."
Sinwo bertepuk tangan beberapa kali diiringi dengan tawanya. Kini tangannya memegang kasar wajah Taehyung seraya berujar. "Han Taeyon, rumah sakit umum Daegu kan?"
"Darimana anda kenal ibuku?"
"Wow, santai Kim Taehyung. Saya bahkan mengetahui ayahmu, Kim Taeoh?" Tanya Sinwo, masih dengan tawanya.
"Kenapa anda berbuat seperti ini?" Tanya Taehyung lagi.
"Jauhi anak saya, ya? Jieun membutuhkan pria yang bisa membuatnya bahagia dan yang pasti sepadan dengannya." Ujar Sinwo.
Kali ini Taehyung yang tertawa hingga menggema seisi ruangan. "Anda memiliki pangkat dan harta, tapi kenapa cara yang anda gunakan sama dengan para perundung sekolah di kampung?"
"Atau pangkat dan harta yang anda miliki sebenarnya bukan milik anda?" Tanya Taehyung seraya terkekeh.
Sinwo menendang Taehyung hingga ia jatuh ke tanah dengan kursinya.
"Kalau ingin ibumu aman, turuti saja perintahku. Jauhi Jieun." Ujar Sinwo seraya berlalu.
Satu pria lainnya berjalan kearah Taehyung dan membuka semua ikatan yang berada di badan Taehyung. Setelahnya ia berlari keluar dan mengecek ponselnya. Hingga ada sebuah panggilan masuk dengan nomor yang tak dikenal Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
أدب الهواةBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!