The Baby(?); Tigabelas

698 135 11
                                    

"Eoh? Kau lagi?"

Taehyung tersenyum kala Jieun sudah di dekatnya dengan beberapa buku ditangannya. Ia melambaikan tangannya singkat seraya berujar. "Hai?"

Jieun tersenyum dan membungkuk singkat. "Hai. Ada yang bisa aku bantu?"

"Hari ini kau kosong?" Tanya Taehyung.

Jieun melihat ponselnya singkat sebelum berujar. "Ada apa, ya? Aku tahu kau bukan orang jahat, tapi aku harus tahu apa yang kau inginkan."

Taehyung terkekeh pelan. "Aku hanya ingin membantumu."

"Membantuku?" Tanya Jieun seraya menunjuk dirinya.

Taehyung mengangguk.

"Bukankah tadi kau yang meminta bantuanku?" Tanya Jieun.

Taehyung kembali mengangguk. "Aku butuh kau untuk mau mendengarkanku."

Jieun mengangguk beberapa kali sebelum kembali berujar. "Ada masalah?"

Taehyung kembali terkekeh. "Ada, boleh aku cerita?"

Jieun mengangguk. "Kita cerita di cafe dekat sini saja bagaimana?"

Taehyung mengangguk setuju. Keduanya kini sudah mulai berjalan ke sebuah cafe tak jauh dari tempat Jieun mengajar. Cafe sederhana yang biasa digunakan para pelajar untuk berkumpul sepulang sekolah.

"Ingin pesan apa?" Tanya seorang pelayan.

"Jus strawberry satu." Ujar Jieun dan Taehyung bersamaan.

Keduanya saling tatap sebelum akhirnya tertawa bersama.

"Jus strawberry dua, ya." Koreksi Taehyung.

"Ada lagi?"

"Pancake." Ujar Taehyung dan Jieun bersamaan lagi.

Keduanya kembali terkekeh, terlebih Jieun yang merasa sebuah kebetulan yang sangat aneh. Sementara Taehyung hanya tersenyum sumringah.

"Pancake dua, ya." Koreksi Taehyung lagi.

"Ada lagi?"

Taehyung menatap Jieun yang kini berbicara tanpa suara seolah berujar cukup. "Sudah."

Keduanya kembali terkekeh ketika pelayan cafe itu pergi. Jieun yang sedari tadi memeluk bukunya ini kini meletakkan bukunya diatas meja disampingnya.

"Suka strawberi dan pancake juga?" Tanya Jieun.

Taehyung mengangguk. "Kau juga?"

"Sangat. Pamanku bahkan memiliki kebun strawberi." Kekeh Jieun.

"Ah, ini hari kelima kau menunggu di depan tempat kerjaku. Pasti sangat penting, ya?"

Taehyung mengangguk. "Maaf, sudah membuatmu tidak nyaman."

Jieun tertawa kecil. "Tidak apa-apa, lagi pula tidak ada penguntit yang berani mengikuti siang hari seperti ini."

"Tampangku seperti penguntit, ya?" Tanya Taehyung seraya membuka kamera ponselnya untuk bercermin.

Jieun kembali tertawa. "Tidak, tidak. Aku tidak bilang kau seperti penguntit--"

Jieun tampak kebingungan untuk memanggil pria di depannya.

"Taehyung." Ujar Taehyung singkat.

"...Taehyung" Ujar Jieun untuk meneruskan kalimatnya yang terjeda tadi.

"Taehyung?" Ulang Jieun.

"Iya?"

Jieun menggeleng cepat.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang