"Ma, hari ini mama datang ke festival sekolah Gyu, kan?"
Jieun mengangguk singkat, seraya tangannya sibuk mempersiapkan meja makan dan mengisi nasi pada mangkuk untuk sang anak.
"Jam berapa, sayang?"
"Seperti biasa mah, sehabis jam istirahat."
"Oke, nanti mama kesana."
Jieun sudah duduk di kursinya, mengambil posisi seolah siap menyantap sarapannya hanya berdua dengan anak tunggalnya itu.
"Memangnya sekarang hari apa? Kenapa ada festival?"
"Hari ayah, ma."
Jieun terdiam sejenak, makanannya seolah susah untuk ia telan.
"Oh? Ya ampun, mama lupa. Restoran lagi banyak pengunjung sekali akhir-akhir ini."
Beomgyu tak menanggapi. Ia masih sibuk dengan makanan di depannya.
"Ingat, jangan banyak main. Sebentar lagi naik ke kelas tiga, lho."
Beomgyu terkekeh ringan. "Mama pernah lihat aku main?"
"Lho? Memangnya mama gak tahu kamu suka nge-band sama teman-temanmu. Siapa namanya?"
"Siapa ma? Banyak lho teman Gyu."
"Ih, itu yang tinggi sekali. Mama sampai capek kalo bicara sama dia."
Beomgyu tertawa. Bahkan mamanya itu sering kali mengeluh mengenai perbedaan tinggi badannya dan sang mama.
"Soobin?"
Jieun mengangguk, kembali mengoceh khas ibu-ibu. "Benar, Soobin. Anak-anak jaman sekarang kenapa tinggi-tinggi sekali."
Beomgyu kembali dibuat tertawa karena mamanya. Menurutnya mamanya itu tipikal ibu yang selalu luci kalau sedang menggerutu, beda dengan ibu-ibu yang terlihat menjengkelkan jika tengah melakukan hal yang sama.
Namun matanya seolah sendu, menatap sang mama yang kembali sibuk dengan makanan di depannya. Beomgyu tahu, mungkin mamanya itu kesepian dan butuh teman lain. Tapi Jieun selalu menutupinya dari Beomgyu, selalu bilang jika dirinya tak apa-apa dan selalu menyibukkan diri di restorannya.
"Ayo cepat dimakan, Gyu. Mama mau buka restoran lebih awal lho, ini."
Beomgyu mendongak singkat. "Kenapa dibuka lebih awal, ma?"
"Ada yang pesan launch box untuk besok. Jadi mama harus siapkan hari ini."
"Ma, jangan terlalu capek."
"Hmm, iya sayang."
"Mama kan yang punya restorannya, kenapa harus kesana? Kenapa ga kontrol dari rumah aja?"
Jieun terkekeh pelan seraya membereskan peralatan makan yang sudah kosong diatas meja.
"Kalau mama diam di rumah, bosan sayang. Mama harus apa di rumah kalau Gyu gak ada?"
Beomgyu menghela napasnya. "Ya sudah deh, mama di restoran saja. Bisa ketemu banyak orang juga kan disana."
..
Jieun berjalan cepat dari arah gerbang menuru lapangan sekolah sang anak. Karena banyak yang harus ia kerjakan di restoran, kini Jieun harus tergesa berlari karena telat hampir lima menit.
Seraya mengatur napasnya, untung saja ia tak begitu telat. Acaranya juga belum di mulai, masih ada beberapa kursi audiens yang kosong.
"Halo tante?"
Jieun mendongak singkat melihat sosok anak laki-laki yang sangat familiar. Anak laki-laki yang selalu saja membuatnya menggerutu singkat karena perbedaan tinggi badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!