"Taehyung!!"
Pintu apartemen Taehyung dan teriakan Jieun ini membuat Taehyung dan beberapa temannya menoleh; terutama Jimin yang sudah memasang wajah jahil ke arah Taehyung.
"Jadi ada yang khawatir?" Goda Jimin.
Jieun mendengus sebal, disambut bantal yang terlempar ke arah wajah Jimin yang dilakukan oleh Taehyung. Seraya mendecak sebal Taehyung berujar pelan. "Jim, lebih baik kau pulang saja."
"Tidak, bukan hanya Jimin tapi kalian semua." Ralat Taehyung.
"Jadi sudah resmi? Atau bagaimana?" Tanya Namjoon.
Jieun yang masih berdiri di dekat pantry ini hanya menggaruk bagian belakang kepalanya, meski pernah menjadi satu kepanitiaan selama beberapa minggu tetap saja Jieun adalah pribadi yang sulit untuk dekat dengan orang lain; terutama pria.
"Kalian akan membuat Jieun tidak nyaman." Ujar Taehyung dengan nada datar.
"Padahal saat di lapangan kau bilang tidak apa-apa masih bisa bermain 1 babak lagi." Ujar Jimin seraya menirukan gaya bicara Taehyung.
"..Jim, kau pulang saja deh."
Semua yang ada diruangan itu tertawa kecuali Taehyung dan Jieun.
"Yasudah, nanti malam aku menginap disini ya?" Ujar Jimin.
Taehyung mengerutkan dahinya. Mengarahkan bola matanya ke arah pintu seraya berujar. "Tidak usah, Jim. Katamu malam ini akan dapat hadiah dari Yena."
Jimin mendengus sebal disambut kekehan dari teman-temannya. Matanya menatap Taehyung seraya berbisik. "Taehyung, urusan kamarku dan Yena kenapa kau umbar sialan?"
Jimin menjauhkan wajahnya dari telinga Taehyung seraya bersuara untuk mengajak teman-temannya pergi.
"Malam ini Namjoon mengadakan party di bar, sayang sekali si peminum handal tidak ikut." Ujar Jimin seraya melirik singkat ke arah Taehyung sebelum bergantian ke arah Jieun.
"Belum pernah lihat rak buku melayang ya, Jim?"
Jimin tertawa puas seraya berlari kecil ke arah pintu diikuti dengan beberapa temannya.
"Kita pamit ya, Ji. Tolong jaga Taehyung, dia agak keras kepala tadi jadi lukanya sedikit parah." Ujar Namjoon.
"Joon, aku tidak keras kepala." Lirih Taehyung.
"Baru dibilang." Ketus Namjoon.
"Kalau ada apa-apa bilang ya, Ji. Kita di bar dekat sini, kok." Ujar Minho.
Jieun mengangguk pelan berjalan ke arah sofa seraya berujar. "Kalau teman kalian ini keras kepala, jangan terkejut ya kalau besok dia aku ikat di tempat tidur."
Taehyung menatap Jieun, memandang wajah gadis yang sudah mulai mendekat ke arah tempat tidur. Memandangnya dengan takut seraya berteriak pelan. "Kalian hati-hati, terimakasih sudah mengantarku."
"Jadi khawatir?" Tanya Taehyung.
Jieun memperhatikan pergelangan kaki Taehyung yang tengah di perban. Mengusapnya singkat sebelum menyentilnya pelan dengan jarinya.
"Aww!"
"Lho? Sakitnya beneran? Aku kira kau berbohong." Ujar Jieun acuh.
Taehyung masih meringis memegang salah satu kakinya dengan kedua tangannya. Menatap Jieun dengan tatapan kesal.
"Kalau mau tidak mau jenguk sana pulang." Ketus Taehyung.
Jieun menyentil dahi Taehyung. Menatap pria yang tengah mengaduh kesakitan ini dengan tatap sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!