"Tanganmu bau rokok?"
Taehyung mengendus telapak tangan kanannya. Melirik ke arah Jieun seraya berujar singkat. "Tidak ah, kau saja berlebihan."
"Dua minggu lalu aku bilang apa? Tidak ada rokok sampai kau bisa beli dengan uangmu sendiri, Taehyung." Tegas Jieun.
"Bisa tidak kita tidak usah membahas rokok lagi?"
Jieun menoleh ke arah Taehyung, menutup buku yang tengah ia baca dan berfokus pada pria di depannya yang tengah memainkan ponsel.
"Bisa tidak kau tidak usah merokok lagi?"
Taehyung meletakkan ponselnya. Menatap Jieun yang sudah memandangnya serius.
"Aku tidak akan merokok di depanmu, sayang."
Jieun mendecih pelan. "Dibelakangku?"
Taehyung terkekeh pelan. Mengacak pucuk kepala Jieun.
"Jangan tertawa, memang lucu?" Ketus Jieun.
Taehyung mengangguk tanpa ragu. "Lucu. Kamu."
Jieun kembali mendecih. "Dua minggu lagi ujian kelulusan, kau tidak bisa main-main lagi."
Taehyung menggeser beberapa piring di depannya, menopang dagunya dan menatap Jieun lekat. "Aku tidak pernah main-main, apalagi denganmu."
Jieun menyentil dahi Taehyung dan disambut dengan ringisan Taehyung yang mengusap dahinya perlahan.
"Nanti malam tidak belajar bersama dulu, Gyuri sakit." Ujar Jieun.
Taehyung mengangguk pelan. "Besok malam?"
Jieun memutar bola matanya. "Kalau Gyuri sudah sembuh sih, bisa."
"Tapi malam minggu libur seperti biasa, yaaa?" Pinta Taehyung.
"Belajar Taehyung." Ujar Jieun.
Taehyung mendengus sebal. "Kemarin-kemarin libur."
"Katanya ingin masuk universitas yang sama?" Goda Jieun.
"Kau pintar sayang, aku peringkat 10 di kelas saja tidak masuk." Ketus Taehyung.
Jieun terkekeh pelan. "Setidaknya peringkatmu meningkat dari 25 ke 12."
Taehyung mendengus sebal.
Jieun kembali tertawa pelan melihat wajah cemberut Taehyung di depannya seraya menopang dagu dengan kedua tangannya. Tangan Jieun kini sudah terangkat ke arah kepala Taehyung, mengacak rambut hitam Taehyung seraya berujar pelan. "Taehyung itu pintar, hanya malas belajar saja. Kalau belajar pasti bisa mengalahkan peringkatku di kelas."
"Mau belajar, tapi dengan Jieun terus. Yaaa?"
Jieun mendecih. "Padahal paman Kim bisa menyewa guru les untukmu."
"Ayo pulang." Kekeh Taehyung setelah melihat alroji ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.
"Basketmu bagaimana? Kata Jimin pak Han memilihmu jadi ketua tim, ya?" Tanya Jieun seraya memainkan jemari Taehyung yang ada di depannya karena tangan kekasihnya itu kini sudah melingkar di lehernya.
Taehyung mengangguk pelan. "Habis ujian kelulusan aku tanding di sekolah sebelah."
"Dua minggu ini belajar dulu, nanti ada waktu seminggu kan untuk latihan basketnya?" Tanya Jieun.
Telapak tangan Taehyung menutupi wajah Jieun yang kecil seraya berujar gemas. "Iya sayang. Nanti datang, lho?"
"Ish, tanganmu." Ketus Jieun seraya melepaskan tangan Taehyung dengan paksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!