"Aku ingin naik cano."
Taehyung yang tengah menyiapkan makan malam di dapurnya ini lantas berhenti sejenak kala mendengar suara Jieun dari meja makan. Mengambil sesendok pasta yang sudah masak dan menghampiri Jieun.
"Enak tidak?"
Jieun yang sibuk mengunyah itu mengangguk beberapa kali seraya mengacungkan kedua jempol tangannya ke arah Taehyung.
"Pasta dan gimbap. Spesial buat yang sedang rindu kampung halaman." Ujar Taehyung yang sudah kembali ke depan kompor untuk menata masakannya.
Jieun terkekeh pelan, menunggu seraya mengamati pria yang tengah sibuk dengan peralatan masak di depannya. Jika diingat lagi, perjalanan mereka berdua untuk sampai ke tahap ini memang tidak mudah.
Empat bulan lalu, Taehyung kembali datang. Mungkin lebih tepatnya, kembali pulang ke rumahnya yaitu Jieun. Membawa beribu luka dan kalimat maaf serta kenangan indah dan perasaan yang masih sama diantara keduanya.
Anggap lah kata maaf di kisah mereka hanya sebagai perantara untuk menyatukan perasaan yang sebenarnya masih ada namun terlampau lusuh. Mengingat keduanya tak pernah untuk tidak saling memaafkan dari jauh-jauh hari, sebelum keduanya membuat luka masing-masing.
Meski terasa lama, nampaknya empat bulan yang sudah dilalui Jieun dan Taehyung masih terasa singkat dan belum cukup untuk keduanya saling melepas rindu setelah bertahun-tahun pergi dari rumah. Rumah yang sama dengan rumah yang mereka tinggali dulu.
"Tadi kau bilang ingin naik cano?"
Jieun mengangguk, menyandarkan tubuhnya pada tubuh Taehyung.
Keduanya kini sudah bersantai di sofa setelah melakukan makan malam bersama di rumah Taehyung.
"Bulan depan, ya? Sekarang musim panas, lho."
"Bulan depan, bulan apa?" Tanya Jieun seraya mengingat.
"September, sayang."
"Lho? Kita nikah bulan apa?"
"Desember, tanggal 3."
"Taehyung, tidak ingin maju saja? Desember musim dingin lho? Nanti kalau aku--"
"Bukannya kau yang minta?"
Jieun mendecak sebal. Bangkit dari duduknya dan mencari ponsel berwarna rose gold miliknya.
"Mencari ini?"
Jieun kembali mendecak sebal, merebut ponselnya dari tangan Tehyung seraya berujar. "Iya."
Di sebelahnya, si pelaku malah tertawa geli melihat Jieun. Tangannya melingkar pada pinggang gadis yang tengah merajuk di depannya ini dan memperlihatkan sebuah surat undangan dengan desain yang sangat lucu kepada Jieun.
"Suka tidak?"
Jieun masih memperhatikan benda berbentuk persegi panjang berwarna pastel. Senyumnya tentu saja sudah tak bisa tertahan, sudut bibirnya sudah naik dengan semburat merah muda di sekitat pipinya.
"Sayang, seriuosly ini cantik sekali." Gunam Jieun yang masih memperhatikan benda di depannya.
"Warnanya mau ganti? Atau itu saja?"
Jieun menggelengkan kepalanya dengan semangat, menatap Taehyung lekat dan berujar. "Tidak, ini saja. Aku suka."
"Taehyung, ini cantik banget." Lirih Jieun.
Taehyung terkekeh pelan, syukurlah jika Jieun menyukainya.
Beberapa detik berikutnya, Jieun berdiam diri. Menatap jemari di kedua tangannya dan beralih menatap Taehyung dengan wajahnya yang mengikis jarak diantara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanficBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!