"K-kau?!"
Taehyung dengan berat hati berdiri dari posisinya. Menggaruk bagian belakang kepalanya seraya terkekeh dengan canggung melihat ekspresi gadis di depannya.
Ia berjalan menuju sofa, mendekat ke arah Jieun yang masih diam di tempat. Memilih duduk pada bagian sofa yang lain setelah mendapat tatapan mata tajam dari gadis yang kini sudah duduk dengan benar.
Jieun melipat kedua tangannya di depan dada. "Jadi, ada yang ingin di jelaskan?"
"Apa?"
"Kau. Kau siapa? Dan kemana Taetae." Ujar Jieun.
"Bagaimana kalau sarapan dulu, kau lapar kan?"
"Eum-- iya." Ujar Jieun.
"Kita pesan saja, aku tidak bisa masak dan tidak ada bahan makanan." Jelas Taehyung.
Jieun mengangguk.
Selama menunggu makanan tiba dan saat makan keduanya tak saling bicara. Hanya sesekali mencuri tatap satu sama lain sebelum memilih fokus pada makanan di depannya.
Taehyung berdiri ingin membereskan bekas makannya sebelum Jieun juga beranjak dan menahan tangan pemuda yang mau tak mau kembali duduk setelah mendengar ucapan Jieun.
"Biar aku saja yang bereskan."
Taehyung menghela napasnya. Melirik kembali kearah jam dinding yang kini sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Ia terus memegang dahinya untuk mengecek suhu tubuhnya yang mungkin akan perlahan naik bersamaan dengan naiknya matahari.
"Cepat jelaskan." Ujar Jieun seraya membawa dua gelas air putih.
"Apa yang ingin kau tanyakan?" Tanya Taehyung.
"Pertama, kenapa kau ada disini? Kedua, kemana Taetae pergi? Ketiga, kenapa kau mengenakan pakaian yang dipakai Taetae saat tidur? Keempat, kau punya hubungan apa dengan Taetae?"
Taehyung memperhatikan pakaian yang dipakainya melihat ke arah Jieun yang kini tengah menaikkan alisnya sebelum ia mengumpat pelan. "Sial, kenapa aku bisa lupa untuk mengganti pakaian."
Jieun melipat kedua tangannya. "Cepat aku tunggu semua jawaban dari pertanyaan tadi."
"Kau bisa tanyakan pada ibu." Ujar Taehyung.
"Ibu? Maksudmu ibunya Taetae?" Tanya Jieun lagi.
Taehyung mengangguk dan memberikan ponselnya pada Jieun yang nampak bingung dengan maksud Taehyung.
Jieun menurut, menelpon ibu dari muridnya itu sesuai dengan perintah pria yang kini terus mengecek suhu tubuhnya dengan memegang dahi.
"Tidak diangkat."
"Sudah ku duga." Gumam Taehyung.
"Aku akan bertanya sekali lagi. Kau siapa dan kemana Taetae?"
"Aku dan Taetae sebenarnya--- Aww."
Jieun terlihat panik kala pemuda di depannya itu memekik pelan seraya memegang bagian belakang lehernya. Wajahnya terlihat pucat dan bibirnya yang mengering dengan singkat. Kondisi apa ini?
"Hey, kau tidak apa-apa?"
"Aku lupa, wanita itu mengawasiku saat ada fenomena bulan." Gumam Taehyung pelan, wajahnya terlihat begitu menahan sakit.
"Wajahmu pucat dan tubuhmu panas sekali." Ujar Jieun setelah memegang lengan Taehyung.
"Bi-bisa bantu aku ke kamar?" Pinta Taehyung, ia masih meringis. Tubuhnya seakan nyeri seolah mendapat teguran jika ia tak boleh sedikitpun menceritakan kondisinya walau hanya sebatas pemikiran dan belum terucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!