Baik Taehyung maupun Jieun; keduanya tak pernah menyangka jika hubungannya sudah membawa mereka ke semester akhir masa perkuliahan. Semester yang mengharuskan mereka tidur larut demi mengerjakan tugas akhir dan juga membuat mereka kadang tak tidur semalaman.
Sudah biasa bagi keduanya untuk saling menemani mengerjakan tugas akhir, meski salah satu diantaranya pasti akan ketiduran dan berujung yang satunya akan menyusul memasuki selimut yang sama. Seromantis itu memang hubungan keduanya.
Tapi...
"Aku kan sudah bilang Taehyung, pakaian putih dan berwarna itu tidak bisa disatukan kalau mencuci."
Dengusan sebal itu jelas terdengar oleh Taehyung yang berada di meja makan. Menata beberapa piring dan juga masakan yang sudah matang disana.
"Lihat. Kemeja putihmu jadi terkena luntur pakaian biru punyaku." Jieun mendengus sekali lagi.
"Sayang sekali, padahal ini masih bagus."
Taehyung tak menanggapi. Pasalnya ini bukan pertama kalinya ia melakukan kesalahan yang sama.
"Ini juga, lihat."
Kali ini Taehyung terpaksa menaruh fokus pada sebuah kertas yang sudah basah dan terlipat beberapa bagian. Sangat kusut.
"Aku kan sudah bilang, periksa dulu semua saku. Untung hanya kertas. Kalau uang bagaimana? Sayang sekali."
"Ji, makan dulu yuk? Keburu dingin."
Jieun menepis tangan Taehyung yang hendak memegangnya. Gadis itu masih sibuk dengan setumpuk pakaian yang berada di dalam mesin cuci.
"Kenapa sarung bantalnya hanya satu? Satu lagi mana? Spreinya juga tidak ikut dicuci?"
"Itu aku cuci karena kotor, semalam ketumpahan minumanku."
"Ganti spreinya, jelek kalau tidak senada Taehyung.."
"Iya, tapi makan dulu ya?"
Jieun sebenarnya masih enggan mengisi perutnya. Bukan karena belum lapar, tapi dirinya merasa gemas jika belum memeriksa seluruh pakaian yang ada di mesin cuci.
Namun ia akhirnya luluh setelah matanya melirik ke arah Taehyung, pria itu; pria yang tengah melihatnya dengan penuh kasih sayang itu seolah memohon padanya. Memohon agar dirinya menunda dulu kesibukannya untuk mengisi perutnya.
Dan disinilah Jieun berakhir; sebuah kursi di meja makan yang menghadap tepat di depan Taehyung dengan meja yang terisi begitu banyak lauk pauk dan juga nasi yang sudah berada di dalam mangkuk.
"Kalau sudah makan, boleh deh kamu marah-marah seharian juga.."
Merasa salah bicara, Taehyung merapatkan bibirnya. Melirik singkat ke arah Jieun dan kembali sibuk untuk mengambil beberapa lauk yang ada disana.
"Jadi aku marah-marah terus?"
"Engga, Ji.."
"Ji?"
"Maksudnya, engga sayang.."
Beginilah Taehyung setiap bulan ketika Jieun dalam masa periodenya. Sebuah masa dimana semua wanita akan mengalami. Pra-menstruasi syndrom; lonjakan mood dan juga perubahan mood yang tak akan pernah terprediksi akan seperti apa.
Kadang Taehyung merasa sangat lucu ketika Jieun dalam masa ini. Mungkin ia berpikir terlalu jauh tapi, Taehyung pernah bepikir bagaimana nanti jika dirinya dan Jieun berjodoh dan gadis itu tengah mengandung anaknya. Mungkin akan sangat lucu menghadapi seorang Jieun yang tengah mengandung dengan perubahan mood yang stabil dan permintaan yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!