"Mama harus kembali ke Irlandia karena adek ada jadwal terapi besok pagi." Adalah kalimat panjang yang didengar Jieun setelah dirinya baru saja bangun dari tidurnya.
Bahkan matanya masih beradaptasi dengan sinar mentari yang menerobos masuk ke dalam bangsal kelas VIP itu. Seperkian detik setelahnya, Jieun mencari sosok Taehyung. Kemana perginya pria itu?
"Mama bicara lho ya ditanggapi, nak." Ketus Subin seraya menyembunyikan tawanya.
Jieun menoleh dengan ekspresi terkejutnya seolah tengah tertangkap basah melakukan sesuatu.
"Eum.. Y-yaa sudah ma.."
"Tapi sidangku bagaimana?" Ujar Jieun lagi ketika baru ingat jika sidangnya dijadwalkan lusa.
Subin memukul kepalanya singkat. "Ya ampun, mama lupa mengabari lagi."
Wanita yang sudah berumur kepala empat itu kini merogoh tasnya. Mengambil sebuah map cokelat dan memberikannya pada Jieun.
"Apalagi ini ma? Sidangnya diundur atau malah dimajukan?"
"Diundur sayang. Pengacaramu meminta keringanan karena kau setidaknya harus terapi selama seminggu atau dua minggu untuk bisa menjadi saksi dan melanjutkan persidangan."
"Ma, pengacaraku siapa? Kenapa dia baik sekali?"
Subin terkekeh pelan. "Kim Seokjin, anak teman mama. Kau pasti kenal."
"Kak Seokjin? Serius ma?" Ujar Jieun yang nampak kegirangan.
Subin mengangguk pelan.
"Masih suka?"
Jieun mengangguk malu.
"Pengacaramu yang pertama menghilang, sepertinya dia adalah kenalan papa. Bahkan kantor tempat dia bekerja saja menutupi identitas aslinya." Jelas Subin.
"Bisnis ilegal papa bagaimana, ma?" Tanya Jieun.
"Semua sudah diurus berkat bantuan polisi yang menolong adek juga. Siapa namanya? Mama lupa."
"Min Yoongi?"
"Nah, benar!" Seru Subin.
"Bisnis ilegal papamu sudah ditutup dan mereka menahan semua anak buah papa." Lanjut Subin.
"Lalu bisnis legal papa? Perusahaan I-Tech dan saham lainnya?"
"Sebentar lagi orangnya datang." Ujar Subin seraya melirik alroji dengan motif bunga sakura di dalamnya.
"Siapa ma?" Tanya Jieun seraya melirik ke arah pintu beberapa kali.
"Pa-pagi kak Jieun!"
Jieun tersenyum sumringah kala mendapati sosok adiknya itu muncul dibalik pintu.
"Adek kok mau pergi?" Ujar Jieun.
Dohyun memajukan bibirnya singkat. "Disuruh mama!"
Jieun dan Subin terkekeh pelan melihat ekspresi Dohyun.
"Ma, nanti Dohyun tidak bisa tinggal disini saja? Pindah pengobatan disini?" Pinta Jieun.
"Bukannya kamu yang mau pindah ke Irlandia?"
Jieun menghela napas gusar. Memainkan bibirnya seraya mengacak rambut adiknya.
"Gimpo bukannya terlalu menakutkan?" Tanya Subin lagi.
Jieun mengangguk pelan. Memutar bola matanya singkat seraya berujar lirih.
"Jeju? Kita pindah ke Jeju saja, ya maa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!