Seperti batu keras yang ditetesi air setiap hari atau bahkan seperti es batu yang semakin lama terkena hangatnya sinar mentari akan semakin mencair. Itulah penggambaran hati Jieun untuk Taehyung. Seperti seorang tuan rumah yang akan membukakan pintu tanpa bertanya maksud kedatangannya pada tamu yang sudah lama ia kenal.
Jieun sudah membuka hatinya untuk Taehyung. Membiarkan pria itu memasuki hatinya yang sudah berhasip ia tata ulang akibat angin ribut yang diciptakan oleh Jake dan mengakibatkan relung hatinya seakan porak poranda tak berbentuk.
Kehangatan yang selalu Taehyung berikan padanya berhasil membuat hati Jieun kembali menghangat. Candaan yang selalu pria itu lontarkan pun berhasil membuat tawa Jieun menggema bahkan tak jarang ia mengeluh rahangnya sakit akibat tertawa lama.
Meski keduanya masih sering bertengkar karena hal-hal kecil, baik Jieun maupun Taehyung sadar jika itu adalah gaya mereka. Sebuah daya tarik masing-masing untuk mencairkan suasana rumah yang memang hanya mereka berdua yang tinggal disana.
Rumah sederhana yang ditempati Taehyung dan Jieun ini begitu berisik meski sudah pukul lima sore. Penyebabnya tentu saja Taehyung yang menarik kaki Jieun saat gadis itu tengah tertidur di kasurnya. Tak hanya menarik kaki gadisnya, Taehyung bahkan sesekali menarik selimut Jieun dan menimbulkan dengusan sebal serta gerutuan dari sosok Jieun yang menutup wajahnya di bawah bantal.
"Taehyung, aku masih ngantuk!!" Teriak Jieun.
"Ji, ini sudah sore!" Balas Taehyung, seraya terkekeh ia kembali menarik selimut Jieun dan membawanya lari ke arah ruang tv. Melempar asal selimut itu di atas sofa.
"Taehyung!"
"Sini, selimutmu disini!" Teriak Taehyung.
Helaan napas berat nan panjang itu berasal dari Jieun. Sesekali ia mengacak rambutnya frustasi sebelum memilih berjalan keluar kamar. Setidaknya untuk memberi dua pukulan pada sosok Taehyung yang tengah memperlihatkan gigi geliginya di sofa sana.
"Aku baru tidur setengah jam, Taehyung. Berikan selimutnya!"
Si pria yang diajak bicara itu malah semakin senang, menjulurkan lidahnya untuk menggoda Jieun aebelum ia tertawa keras dengan selimut Jieun yang berada di dalam pelukannya.
Tangan Jieun sudah melayang dua kali mengenai pundak Taehyung dan menimbulkan ringisan dari si pemilik pundak tersebut.
Setelah dirasa cukup dan Taehyung memberikan selimutnya, Jieun kembali menggulung dirinya dengan selimut di sofa. Menendang Taehyung hingga pria itu jatuh ke lantai dan kembali memejamkan matanya.
"..Katanya mau beli gitar?"
"Diam."
"Sudah mau pukul enam, Ji."
"Yasudah, keluar pukul tujuh saja sekalian makan malam diluar."
Taehyung mendecih sebal. "Cih, giliran bagian kau yang masak selalu makan diluar."
..
Sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran kota Itaewon ini menjadi pilihan Taehyung dan Jieun. Selain membeli sebuah gitar untuk Jieun, keduanya juga memiliki niat untuk menghabiskan malam disini. Makan malam bersama dan sebuah movie date yang sudah disiapkan Taehyung sebagai kejutan.
Sudah hampir tiga store peralatan musik yang mereka kunjungi, tapi tidak satu pun disana yang menarik perhatian Jieun. Alasan dirinya ingin membeli gitar adalah untuk memperdalam kemampuannya dalam menciptakan lagu. Selama ini Jieun total hanya menciptakan melodi melalui keyboard dan piano yang ada di ruangan musik universitasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!