"Itu Jieun?"
Taehyung mengikuti arah mata dan telunjuk Jimin, menyipitkan matanya dan mencoba memfokuskan penglihatannya pada sosok gadis yang berada di sebuah coffee bean yang lumayan jauh dari apartemennya.
"Tidak masuk?" Tanya Jimin.
Taehyung menggeleng pelan dan langsung memasukkan tangannya ke saku celana dan kembali berjalan ke lapangan kota.
"Jadi sudah menyerah?" Goda Jimin seraya menabrak punggung Taehyung dengan pundaknya.
"Tidak ada kemajuan, Jim."
Jimin merangkul Taehyung seraya berjalan bersama. Kekehannya terdengar menggoda namun mencoba untuk menenangkan temannya.
"Jieun masih tak berubah? Ini sudah 2 minggu sejak kau ajak dia berkencan lagi."
Taehyung ikut terkekeh, melepaskan rangkulan Jimin dengan kasar seraya berujar. "Hmm. Menyerah saja, ya?"
"Yakin?" Tanya Jimin.
Taehyung mengangkat kedua bahunya acuh.
"Kau sudah menolak puluhan wanita demi Jieun dan sekarang menyerah?"
"Jim, alasan aku berakhir dengan Jieun itu sangat konyol dan wajar saja Jieun masih tidak menerimaku." Ujar Taehyung.
"Kau tahu itu konyol, kenapa masih memutuskan Jieun saat itu?" Kekeh Jimin.
Taehyung ikut tertawa kecil. "Kau tahu, dulu saat pertama kali aku merokok denganmu di kamar mandi sekolah dan aku benar-benar tidak bisa lepas dari rokok sejak saat itu."
"Dan seminggu kemudian ketahuan Jieun. Besoknya Jieun datang ke belakang sekolah dengan membawa jus strawberry kesukaannya." Tawa Jimin.
Taehyung menoleh ke arah Jimin, menunggu bagian yang paling disukai Jimin.
"Dan dia mengambil rokok yang ada di tangan kita dan mematahkannya sebelum dimasukkan ke dalam jus miliknya." Ujar Jimin sebelum tawanya lepas.
Taehyung menoyor kepala Jimin, menanggapinya dengan tertawa seperti biasanya.
"Setelah itu kalian bertengkar hampir 2 minggu, ya?" Tawa Jimin.
"Hmm. Sebelum akhirnya aku putuskan Jieun di depan bar."
Jimin kembali tertawa mendengar cerita bodoh Taehyung yang sudah diceritakannya berkali-kali.
"Jangan tertawa, Jim."
Jimin mencoba menghentikan tawanya sebelum kembali bersuara. "Dimata Jieun kau brengsek tapi dimataku kau bodoh, Taehyung."
..
Taehyung sudah sampai di apartemennya 30 menit yang lalu. Setelah membersihkan tubuhnya pria yang kini sudah memakai pakaian untuk tidur itu berjalan ke arah tempat tidurnya dan membuka laptop.
Bunyi bel apartemennya membuat Taehyung harus menunda pekerjaannya. Berjalan malas ke arah pintu dan langsung membukanya tanpa melihat terlebih dulu di monitor belnya.
"Ada apa?" Ujar Taehyung, matanya mengamati gadis yang kini berdiri di depan pintu apartemennya.
"Boleh bantu aku mengerjakan tugas?"
Taehyung menutup pintunya singkat sebelum tangan kecil itu menahannya dan kembali bersuara. "Tugas kita kan sama."
Taehyung menghela napas panjang, membuka pintu seukuran tubuhnya dan membiarkan gadis yang sudah memasang wajah antusias itu untuk memasuki apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
Fiksi PenggemarBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!