"Kau janji tidak akan menyembunyikan apapun dariku, Jieun-ah." Ujar Aera seraya melahap makan siangnya.
Jieun mengaduk singkat sup ayam di depannya. Mengecek ponselnya beberapa kali waspada jika Sugar Daddy-nya itu akan memberikan tugas mendadak seperti 3 hari lalu.
"Ji jawab aku."
Suara Aera kembali terdengar bersamaan dengan Jieun yang mulai melahap nasi serta sup di mangkuknya.
"Hmm? Tentang pria yang 3 hari lalu menjemputku?" Tanya Jieun.
"Kau masih bertanya?"
Jieun terkekeh pelan. Wajahnya maju untuk mendekat pada wajah Aera yang kini tengah menatapnya kesal.
"Daddy. Dia Sugar Daddy-ku." Bisik Jieun.
"Ya! Lee Jieun!" Ujar Aera dengan teriakan yang tertahan.
"Wae?" Tanya Jieun.
"Kau tahu arti sugar daddy yang sebenarnya?" Tanya Aera dengan suara yang tak kalah pelan.
Jieun mengangguk dengan sombong. Memainkan alisnya pada Aera sebelum melipat kedua tangannya didepan dada.
"Kau sudah diapakan saja oleh pria itu, hah?" Tanya Aera.
Jieun mengerutkan dahinya. Ia mengingat apa saja yang dilakukan Taehyung pada dirinya.
"Saat pertama bertemu dia menyuruhku mandi, berganti pakaian dan mematikan lampu."
"Aaahh.. aku lupa, dia menyuruhku makan juga. Kemarin dia menyuruhku mematikan kompornya." Jelas Jieun, wajahnya masih ia miringkan ke kanan dan ke kiri seolah masih memikirkan sesuatu.
Aera menghela napas panjangnya. Merbangkan rambut Jieun singkat ke arah wajah temannya itu dengan wajah wajah yang kesal.
"Bukan itu, Ji. Maksudku, apa kalian tidur berdua?" Bisik Aera.
Jieun mengangguk malu. Wajahnya kembali ia dekatkan pada wajah Aera yang kini tengah membelalakkan matanya.
"Tubuhnya harum." Bisik Jieun.
Aera memegang bahu temannya itu dengan kedua tangannya. Berusaha menyadarkan Jieun sebelum kembali mengajukan pertanyaan. "Selama di ranjang kalian melakukan apa?"
Jieun memutar matanya singkat. Ingatannya harus ia paksa bekerja untuk mengingat kejadian hampir 2 minggu yang lalu.
Seraya mengangkat kedua bahunya Jieun berujar. "Tidak tahu. Seingatku, kita hanya tidur saja. Lagi pulang paginya dia sudah menghilang."
Aera kembali menghela napas panjangnya. Entah ini helaan napasnya yang keberapa kali. Demi Jieun ia harus menahan rasa kesalnya untuk memastikan temannya ini baik-baik saja.
"Maksudku, kalian tidak melakukan hal yang biasa orang dewasa lakukan? Yang nantinya berakibat adanya pertemuan ovum dengan sperma?" Tanya Aera.
"Kenapa pakai bahasa biologi?" Tanya Jieun.
"Karena kau tidak akan paham jika aku pakai bahasa lain." Ketus Aera.
Jieun mengangguk. "Memang ada bahasa lain?"
Aera kembali menghela napasnya. Mengambil es batu kecil sebelum ia memasukkan ke dalam mulutunya dan ia kunyah untuk mendinginkan kepalanya.
"Jadi apa jawabanmu?" Tanya Aera.
"Tidak. Kami tidak melakukan apa-apa. Aku serius." Jelas Jieun seraya mengangkat kedua jarinya dan membentuk huruf V.
Ponsel Jieun berdering. Menampilkan pesan singkat dari sang Sugar Daddy.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!