Gone; 4

248 85 13
                                    

Suasana rumah kini sudah sepi setelah Jieun baru saja beberapa jam yang lalu mengantar Beomgyu ke sekolah. Dirinya mampir ke beberapa supermarket untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kue kering yang nantinya akan ia berikan pada Anna dan mertuanya sebagai ucapan terimakasih karena sudah memberikan hadiah untuk Beomgyu.

Jaket dan tasnya sudah ia lempar dengan asal ke arah sofa ruang tengah. Sementara dirinya masih terus berjalan menuju dapur untuk menyiapkan beberapa bahan untuk bersiap membuat kue.

Seperti inilah kegiatan Jieun jika tengah berada di rumah seorang diri. Ia akan selalu menyibukkan diri entah dengan memasak atau dengan mengurus tanamannya diluar rumah. Ia pikir, hanya mengurus rumah tangga dan tidak bekerja bukan berarti dirinya harus bermalas-malasan tanpa mengerjakan apapun di rumah.

"Halo bu?"

"Dimana, nak?"

"Aku di rumah, kenapa bu?"

Jieun dapat mendengar suara ibunya itu berubah hanya dalam seperkian detik. Namun ia hanya mengabaikannya dan melanjutkan menyiapkan bahan serta alat yang ia butuhkan.

"Beomgyu sudah berangkat sekolah, ya?"

"Iya bu, hari minggu aku pulang ya bu. Sama Beomgyu dan Taehyung."

"Oh? Taehyung sudah berangkat lagi?"

Jieun mengangguk meski ia tahu ibunya itu tak bisa melihatnya. Lantas ia bergumam pelan. "Iya bu, semalam dia pamit karena ada urusan mendadak."

"Naik penerbangan apa, sayang?"

"Mungkin maskapai tempatnya bekerja, bu. Ada apa?"

Jieun mendengar suara ibunya semakin serak, seperti seseorang yang tengah menahan sesuatu. Namun Jieun tetap mengabaikannya, ia pikir mungkin ibunya sedang demam seperti biasa.

"Ibu boleh kesana hari ini?"

Ponsel Jieun ia letakkan diatas meja dapur, sementara dirinya berjalan menuju ruang tengah. Mengambil remot tv yang ada diatas meja dan menyalakan tv miliknya.

Matanya terbuka lebar serta jantungnya seakan merosot kala melihat berita mengenai kecelakaan pesawat dengan maskapai penerbangan yang sangat ia kenal.

Jieun menahan tubuhnya dengan berpegang pada sofa yang ada di depannya. Kakinya sangat lemas bahkan untuk menahan beban tubuhnya sendiri.

Ia tahu jika sang ibu mungkin sedang memanggilnya dibalik ponsel itu. Meneriaki namanya sebisa mungkin meski ia tak bisa mendengar.

Matanya sudah berkaca-kaca, membaca highlight pada berita yang ada di tv nya. Mengenai nama maskapai hingga nama korban yang mungkin sudah diidentifikasi.

"Bu.."

Suara Jieun bergetar, dadanya seakan sesak bahkan untuk memanggil ibunya.

"Nak? Jieun?"

"B-bu.. se-sebentar ya? Aku mau hubungi Taehyung dulu."

"Nak? Jieun? Dengar ibu?"

"Iya? Kenapa bu? Ini aku mau telepon Taehyung, mungkin Taehyung sudah sampai di Argentina dan sedang tidur di hotel."

"Bu? Aku tutup ya? Aku mau telepon Taehyung."

Dan panggilan teleponnya berakhir. Jieun beralih mencari nama kontak suaminya untuk ia hubungi.

Jieun sudah duduk di sofa, masih dengan matanya yang memandang lurus ke arah benda elektronik berbentuk persegi di depannya.

Bibirnya tak berhenti untuk merapalkan doa agar berita yang ia lihat tidaklah benar ataupun kalau itu benar, Jieun jngin sekali egois agar Taehyung bukanlah bagian dari sana.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang