Kedua jempol tangannya ia jentikkan. Mencari kesibukannya kala menunggu sesosok wanita cantik itu datang. Sudah hampir 15 menit Jieun menunggu di sebuah halte bus didekat rumahnya.
Beruntung besok adalah hari minggu, Jihwan bisa ia titip dirumah tetangganya yang juga berteman akrab dengan sang ibu. Bibi Seora namanya; tetangga sekaligus teman mendiang ibunya itu menjadi sosok pengganti sang ibu setelah ibunya wafat setahun yang lalu. Wanita yang memiliki sifat dan pembawaan yang hangat itu sering kali ke rumahnya hanya untuk memberikan sup atau kue tangan buatannya.
Lebih beruntungnya adalah bibi Seora memiliki anak seumuran Jihwan dan bersekolah di sekolah yang sama dengan Jihwan bahkan mereka menjadi teman satu kelas.
Lihat? Masih ada orang baik kala ayahnya sendiri tak bersikap baik padanya.
Jieun menoleh ke arah kanan kirinya. Mencari sebuah mobil audi berwarna merah terang milik kakak tingkatnya; Park Minyoung.
Matanya berbinar kala mendapati mobil itu sudah ia temukan. Memasang lampu sein untuk mendekat ke arahnya.
"Sudah lama, ya?"
Jieun mendekat ke arah kaca mobil yang dibuka oleh Minyoung. Senyumannya merekah kala menyambut sosok kakak tingkat yang menjadi idolanya semasa kuliah tersebut.
"Tidak, kak."
"Masuklah." Titah Minyoung dengan senyum lebarnya.
Jieun dengan cepat menuruti perintah kakak tingkatnya itu. Memasuki mobil audi merah terang yang biasanya hanya bisa ia lihat di kampus saat Minyoung masih kuliah.
Matanya tak sengaja melihat ke arah mobil yang berhenti tepat dibelakang mobil Minyoung. Meski samar Jieun dapat menangkap sepasang mata tengah mengamatinya di kursi pengemudi. Mungkin pria itu kesal karena mobil Minyoung menghambatnya?
"Mobilmu masih sama ya, kak." Kekeh Jieun.
Minyoung tertawa. "Kau ini, memang aku harus menghamburkan uang untuk membeli mobil baru ketika mobil lamaku masih bisa dipakai?"
Jieun mengangguk. Tentu ia setuju dengan wanita cantik yang tengah mengemudi disampingnya.
"Ada rumor apalagi tentangku di kampus?" Tanya Minyoung.
Jieun menoleh. Tentu ia terkejut.
"Tidak usah terkejut, Ji. Kau tahu, sejak orang tuaku meninggal dan aku masih bisa kuliah di kampus mahal, serta gaya hidupku tidak berubah banyak yang membicarakan aku." Jelas Minyoung.
"Benarkah?"
Minyoung terkekeh. Omongan orang-orang mengenai Jieun kini harus ia setujui. Padahal Jieun adalah adik tingkat pertama yang bisa dekat dengannya, namun Minyoung tak mengira jika Jieun setidak peduli itu pada pembicaraan orang-orang disekitarnya.
"Tenang saja, kau tahu aku kan? Aku tidak mungkin mengerjakan pekerjaan kotor, Ji." Jelas Minyoung.
"Seperti wanita bayaran?" Tanya Jieun polos.
Mendengar itu Minyoung teringat sesuatu. Benar, mengenai sugar daddy dan sugar baby.
"Ingat, aku bukan wanita bayaran. Hanya mendapat sponsor dari salah satu pria dewasa yang baik padaku." Jelas Minyoung.
"Pria yang waktu itu ya, kak?" Tanya Jieun.
Minyoung mengangguk. "Malam ini kita bertemu dengan dia dan teman-temannya."
Terkejut? Tentu. Jieun sangat terkejut. Bagaimana tidak, satu-satunya pria yang dekat dengannya adalah ayahnya. Teman pria stau angkatannya hanya bisa berbicara dengan Jieun jika membahas mengenai mata kuliah atau apapun yang berhubungan dengan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanficBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!