"Kim Taehyung, lepas!"
Dua pasang kaki itu terlihat semakin berjalan maju dengan sepasang kaki yang sedikit di belakang dari sepasang yang lainnya. Dua pasang kaki itu melangkah dengan tidak selaras.
"Taehyung!"
Tak peduli berapa pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Pergelangan tangan Jieun sudah memerah akibat cengkraman yang begitu erat oleh telapak tangan Taehyung. Beberapa kali ia mencoba melepaskan cengkraman di pergelangan tangannya setelah beberapa menit lalu dirinya ditarik paksa oleh Taehyung dari ruangannya ke restoran di depan kantornya.
"Taehyung!"
Si pemilik nama akhirnya berhenti, menghempaskan tangan Jieun begitu kasar seraya mendecak sebal.
"Apa?"
"Lepaskan tanganku, Kim Taehyung."
Taehyung hanya melihat Jieun dengan tatapan acuh. Tak peduli seberapa meringisnya Jieun karena kesakitan atau tak peduli jika banyak orang yang sedang berbisik membicarakannya.
"Aku bisa menuruti permintaanmu jika kau memintanya dengan baik-baik."
Pria di depannya itu menatap Jieun dengan raut wajah yang tak bisa ia artikan. Raut wajah yang penuh tanda tanya namun begitu dingin.
"Baik-baik? Apa aku harus meminta baik-baik pada wanita yang sudah melakukan hal gila padaku beberapa waktu lalu?"
Jieun mendengus sebal. Ia menatap Taehyung dengan tatapan yang ia usahakan agar pria itu merasa iba terhadap dirinya. Menampilkan puppy eyes untuk menarik rasa simpati Taehyung yang sudah terlanjur menegaskan rahangnya.
"Jawab, Ji. Haruskah aku berbicara baik-baik pada wanita yang sudah men-handjob-ku diacara makan malam dengan kolega bisnis?"
Jieun total terkejut. Rahangnya ikut menegas setelah Taehyung menyelesaikan kalimatnya. Telapak tangannya melayang dengan ringan hingga mendarat tepat di pipi kanan Taehyung.
Matanya beredar tatap, melihat beberapa orang yang berada di sekitar mereka ikut menatap ke arah keduanya. Jieun benci menjadi pusat perhatian dan yang lebih membuatnya murka adalah Kim Taehyung. Pria brengsek yang dengan gamblangnya berbicara di ruang umum.
Taehyung di depannya tidak meringis akibat satu tamparan telak yang ia luncurkan pada pipi kanan pria itu. Taehyung justru mendengus.
Mata pria itu ikut beredar tatap dan berjalan ke arah meja resepsionis yang berada tak jauh dari tempat mereka berdiri sebelumnya.
Semua yang berada di lantai yang sama dengan Jieun dan Taehyung terkejut kala pria dengan setelan jas yang tampak begitu cocok di badannya itu melemparkan sebuah vas bunga ke lantai dengan sembarangan sehingga menimbulkan suara pecahan yang begitu keras.
"Kalian semua, berhenti menatap ke arah wanita yang kini berada di depanku!"
Jieun mendengus, ia tak pernah membayangkan jika Taeyung menjadi begitu menyebalkan setelah kejadian beberapa hari lalu saat ia makan bersama Seojoon.
Jieun mengerjap beberapa kali, ia berjalan ke arah Taehyung serta menarik pergelangan tangan itu untuk ikut bersama dengannya menjauh dari orang-orang yang menatap mereka.
"Kau gila?"
"Siapa yang gila, Jieun? Siapa?"
Jieun mendengus, satu kali lagi tamparan sudah mendarat pada pipi kiri Taehyung diikuti dengan ringisan tertahan dari pria itu.
"Jelaskan, kenapa kau menyeretku dengan tidak sopan kesini?"
"Kita akan bertemu seseorang." Jawab Taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!