Setelah melakukan perjalanan ke Malta selama beberapa hari untuk merayakan tahun baru, akhirnya Taehyung, Jieun dan Haru kembali ke rumah dengan membawa berbagai macam oleh-oleh khas disana.
Tidak banyak yang berubah dari Jieun, namun Taehyung bisa merasakan jika wanitanya itu kini tengah berusaha untuk menjadi pribadj yang lebih baik. Terutama dalam mengontrol emosinya.
"Malam ini saja bagaimana?" Tanya Taehyung seraya duduk di samping Jieun.
"Apa?"
"Kau lupa?" Tanya Taehyung.
Jieun mengangkat kedua bahu serta tangannya seraya kembali bertanya pada sosok pria yang kini bersiap untuk mencubit pipinya. "Apa?"
Jieun tersenyum nakal seraya mendekatkan wajahnya pada telinga Taehyung dan berbisik. "Memberi Haru adik?"
Setelahnya Jieun hanya mengaduh kesakitan kala kedua pipinya dicubit gemas oleh Taehyung.
"Jangan mengada-ngada, Jieun." Ujar Taehyung.
"Tidak usah malu, Kim Taehyung. Aku baik lho, menawarkan diri." Ujar Jieun lagi.
"Hmm." Ujar Taehyung acuh.
Jieun tertawa saat melihat raut wajah Taehyung yang menahan kesal karena ulahnya. Alis yang hampir menyatu, mata yang menyipit singkat hingga bibirnya yang sangat menggemaskan hingga rasanya ingin ia cium.
"Kau bicara yang jelas, tidak bisa?" Ujar Jieun.
Taehyung masih diam, enggan untuk menanggapi ucapan Jieun tadi.
"Ah, sayang. Aku mendapat telepon dari direktor yang beberapa waktu lalu mengerjakan projek iklanku. Kau ditawari menjadi bintang iklan, mau?" Ujar Jieun setelah ingat, ada kabar gembira yang harus ia sampaikan pada Taehyung.
"Tapi aku--"
"Aku sudah bilang iya. Jadi kau hanya perlu datang, melihat papan gambarnya, memperlajari konsepnya dan boom! Kau jadi model!" Ujar Jieun antusias.
"Bagaimana kalau--"
"Ssssttt! Kau ini punya tampang. Wajah tampanmu ini sangat menjual, lho." Ujar Jieun seraya mengusap wajah Jieun dengan jemarinya.
"Tidak perlu takut kau tidak akan diterima di masyarakat. Kau pasti diterima." Ujar Jieun lagi.
Jieun merebut minuman Taehyung dan meminumnya. "Tidak perlu takut salah juga. Manusia zaman sekarang mudah memaafkan seseorang hanya dari melihat tampangnya."
"Standar manusia-manusia sekarang sudah gila, tanpa berpikir apakah dia juga memenuhi standar yang dia buat sendiri?" Kekeh Jieun seraya kembali pada sofanya.
"Mohon bimbingannya, senior." Ujar Taehyung seraya membungkukkan badannya di depan Jieun.
Jieun sontak tertawa melihat tingkah Taehyung. Pria yang benar-benar membuat Jieun bisa berekspresi apapun di depannya.
"Jadi bagaimana?" Tanya Taehyung.
"Kau yang undang saja, kau yang menyambut, kau yang ajak bicara dia."
"Katanya sudah memaafkan?" Tanya Taehyung.
Jieun hanya merespon dengan menangkat kedua bahunya. Respon normal yang diberikan Jieun setiap kali ia enggan menanggapi.
"Kalian harus berpelukan, maksimal satu kali lah. Untuk meredakan amarah kalian."
"Terutama, kau." Lanjut Taehyung seraya menunjuk hidung Jieun.
"Yaa! Kau rela aku dipeluk pria lain? Cih! Dasar sialan." Ketus Jieun.
Taehyung terkekeh pelan seraya membawa Jieun kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!