"Pa, minggu depan Gyu ada pertandingan baseball, lho."
Suara yang bergema di seluruh sudut ruangan rumah Taehyung itu membuat dirinya yang baru saja sampai di rumah mendongak singkat. Melirik sosok anak laki-laki dengan pakaian tidur bergambar beruang dan sebuah boneka beruang yang ia bawa.
"Lho? Belum tidur?"
Beomgyu mendongak, menoleh pada jam dinding yang menggantung di salah satu dinding rumahnya.
"Baru jam 9 malam, pa."
"Katanya besok ada pertandingan? Bukannya harus istirahat?"
Beomgyu sudah berhambur kedalam pelukan papanya. Membiarkan sosok pria yang masih mengenakan seragam tugasnya itu menciumi pucuk kepalanya dan sosok wanita yang masih setia diambang batas pintu utama dan pintu rumah memperhatikan keduanya.
Ia sangat rindu sosok ayahnya, ini adalah kepulangan Taehyung yang pertama setelah tiga minggu bertugas di luar negeri.
"Dua minggu lalu berarti menang pertandingan baseball-nya?"
Beomgyu mengangguk beberapa kali dengan sangat antusias. Melingkarkan lengannya pada pinggang sang ayah dan berjalan bersamaan masuk ke dalam rumah.
"Mama jadi seperti patung ya kalau papa pulang." Lirih Jieun yang masih berdiri seraya memegang tas milik suaminya itu.
Beomgyu tertawa ringan, ikut melingkarkan lengannya pada pinggang sang mama. Ketiganya berjalan ke ruang tengah. Duduk di satu sofa yang sama dengan kepala Beomgyu yang sudah menyandar pada sosok sang ayah.
"Gyu, papa biar istirahat dulu lho." Ujar Jieun yang mulai beranjak dari duduknya.
"Malam ini papa tidur di kamarku kan?" Beomgyu berujar ringan setelah matanya beradu pada mata sang mama. Raut wajah wanita itu seolah memberi peringatan pada dirinya untuk membiarkan sang ayah membersihkan diri terlebih dulu.
"Iya, papa malam ini tidur di kamar Gyu."
"Mama tidak diajak, nih?"
Beomgyu mendengus ringan, membawa serta boneka beruang miliknya dan berjalan ke arah kamarnya. Berhenti singkat di depan pintu kamar seraya melirik ke arah sang mama dan berujar pelan. "Mama tidur di kamar sendiri saja."
Setelahnya hanya tawa Taehyung yang menggema di seluruh ruang tengah. Melirik wajah Jieun dan Beomgyu bergantian sebelum kepalanya menggeleng pelan.
"Kalau tidak ada papa bukannya Gyu selalu tidur sama mama?"
"Tau tuh, pah."
Beomgyu terkekeh ringan setelah menjulurkan lidahnya untuk menggoda sang ibu. Kakinya melangkah ke dalam kamar serta suara pintu yang sepertinya sudah tertutup rapat.
"Anak kamu. Semua-muanya mirip sekali sama kamu." Gumam Jieun seraya membawakan handuk dan pakaian ganti untuk suaminya.
"Hari ayah kemarin, dia bangga sekali menceritakan tentang kamu di depan kelas." Lanjut Jieun lagi.
Taehyung masih tertawa ringan. Istrinya itu memang selalu menceritakan bagaimana Beomgyu selalu membangga-banggakannya di depan teman-temannya. Bahkan tak jarang Beomgyu selalu berbicara jika anak semata wayangnya itu ingin memiliki cita-cita yang sama dengan profesinya saat ini.
"Bulan depan Gyu ulang tahun, ya?"
Jieun mengangguk ringan mendengar pertanyaan dari suaminya.
"Ke-9 tahun ya, mah?"
Jieun terkekeh pelan, entah kenapa ia selalu merasa geli kala suaminya itu memanggilnya dengan sebutan 'mah'.
"Kalau tidak ada Beomgyu jangan panggil 'mah', Taehyung." Protes Jieun.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!