Taehyung masih mencerna semuanya dengan sangat hati-hati. Memikirkan bagaimana malam ini berjalan cukup lama dari biasanya. Menyambungkan kejadian-kejadian yang menimpanya malam ini.
Bahkan ketika wanita di sampingnya ini membuka borgol yang terpasang pada pegangan mobilnya dengan sangat mudah, ia hanya dapat mengamati tanpa merespon sama sekali. Pikirnya, wanita ini sudah bekerja sama dengan Min Yoongi juga berhubungan dengan insiden yang dialami sang ibu.
"Aku menelpon Min Yoongi."
Taehyung masih sibuk dengan pemandangan di depannya. Menggunakan mobil pribadi milik sang senior; Min Yoongi memang sangat berbeda dengan mobil miliknya sendiri.
Sementara wanita di samping ini menggeledah mobil Yoongi. Entah apa yang dicarinya, namun seperkian menit setelahnya ia kembali berujar.
"Aku serius dalam melakukan penyerahan diri ini."
"Alasanmu apa?" Kalimat inilah yang akhirnya keluar dari mulut Taehyung.
"Pertama, masa hukumanku akan dikurangi. Kedua, kau ingin menangkap sosok si pembunuh kan?"
"Siapa identitas pembunuh tersebut. Orang yang kau kenal?"
Jieun mengangkat kedua bahunya sebelum mengambil sebuah lipstik pada saku celananya. Memoleskan dengan perlahan lipstik merah menyala itu pada bibir tipisnya sebelum merespon pertanyaan Taehyung.
"Bisa kenal bisa juga tidak." Ujarnya.
Taehyung menghela napas panjangnya. Kembali memfokuskan indera penglihatannya pada Jieun kala mobil yang ditumpangi keduanya berhenti karena lampu lalu lintas yang kini berwarna merah.
"Perjanjian apa yang kau buat dengan Min Yoongi?"
Jieun yang masih bercermin itu tiba-tiba tertawa dengan keras. Menoleh pada sosok Kim Taehyung yang menatapnya dengan rasa penasaran yang memuncak.
"Karena aku sudah mendapat izin dari Yoongi, jadi.. baiklah." Ujar Jieun.
Setelah memundurkan posisi tempat duduknya, Jieun kini memutar posisi duduknya menghadap Taehyung.
"Korban ketigaku seharusnya adalah adik sepupu Min Yoongi. Lee Hera. Saat itu Yoongi bukanlah pribadi yang tenang seperti sekarang ini. Dia sangat menakutkan terlebih pangkatnya sebagai ketua Tim Alpha."
Jieun menghela napas gusar. Menyisir surai hitamnya asal dan kembali melanjutkan.
"Dia sangat gila akan kasusku. Berkali-kali aku melihatnya di tv, pria itu tengah bersumpah serapah akan menyiksaku dengan tangannya sendiri saat aku berhasil di tangkap olehnya."
"Saat itu aku bertemu Hera di depan sebuah toserba. Toserba yang sama saat kita bertemu."
Jieun kembali menjeda, otaknya berusaha mengingat detail kejadian beberapa tahun silam.
"Aku ingat, dia tengah memaki seorang kasir karena ia memakan gimbap yang sudah kadaluarsa. Kata-katanya sangat kotor hingga menyumpahi kasir itu mati karena keracunan."
"Sialnya aku bertemu Min Yoongi saat pria itu tengah mengintai lokasi kejadian. Dengan wajah murkanya, ia turun dari mobil. Memecahkan kaca mobilku dan berteriak agar aku turun."
"Bukankah saat itu seharusnya kau tertangkap?"
Jieun mengangguk dan bertepuk tangan dengan tanggapan Taehyung.
"Benar, harusnya."
Jieun kembali menjeda.
"Saat itu aku tahu upah seorang polisi tidak sebesar sekarang. Aku memberi jaminan jika akan membiayai rumah sakit adiknya hingga adiknya benar-benar sembuh." Jelas Jieun.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
Fiksi PenggemarBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!