The Baby(?); Delapan

637 147 42
                                    

"Ji?"

Jieun hanya mengaduk makanannya. Menatap lurus pada mangkuk di depannya, tak menanggapi panggilan pria di depannya.

"Jieun?"

"Eoh? Eoh?"

"Sedang ada masalah? Atau sakit?" Tanya Seunggi.

Jieun menggeleng cepat. "Kak, aku izin pulang ya. Aku tidak enak badan."

"Tapi makananmu belum dimakan, Ji. Makan dulu baru aku antar pulang." Bujuk Seunggi.

"Tidak kak, aku pulang sendiri saja." Ujar Jieun.

Jieun bangkit dari tempat duduknya. Ia terus menerus melihat ponselnya, mengamati angka jam yang menunjukkan pukul 9.45 malam.

"Ambil saja kembaliannya, pak."

Disinilah Jieun berdiri, bukan di depan rumahnya melainkan di depan apartemen Taehyung. Selama dua minggu sejak kejadian dan bermimpi aneh itu Jieun terus memikirkan mimpinya.

Bahkan ia tak jarang melihat bayangan wajah Taehyung pada wajah menggemaskan Taetae.

"Aku harus memastikannya sendiri jika itu adalah mimpi." Gumam Jieun sebelum tangannya menekan bel pada pintu apartemen Taehyung.

Pintu apartemen terbuka bersamaan dengan sesosok wanita yang sudah sangat dekat dengannya; Bibi Oh menyambut Jieun penuh senyum dan mempersilahkannya masuk ke dalam.

"Taetae sudah tidur, bi?" Tanya Jieun.

"Sedang belajar dikamarnya, nona."

Jieun mendekat ke arah bibi Oh sebelum berbisik pelan. "Bi, malam ini aku boleh menginap disini? Kebetulan besok hari libur nasional."

"Boleh bibi tanyakan pada nyonya dulu?" Tanya Bibi Oh.

Jieun mengangguk pelan sebelum ia berjalan menuju ke kamar Taetae. Membiarkan bibi Oh menelpon ibu dari Taetae untuk meminta izin agar ia dibolehkan menginap.

"Non, ibu bilang nona boleh menginap. Kalau gitu bibi pamit pulang ya." Ujar Bibi Oh diambang pintu kamar Taetae.

Jieun mengangguk pelan, membiarkan bibi Oh pulang ke rumahnya. Taetae sudah tertidur di pangkuan Jieun 10 menit yang lalu karena dibacakan cerita.

Jieun memindahkan Taetae ke tempat tidur sebelum ia berjalan menuju lemari dan mengambil satu stel pakaian yang nyaman untuk tidur.

"Semoga itu hanya mimpi." Gumam Jieun.

Jieun sudah mengumpulkan tekadnya untuk memastikan kejadian yang ia lihat di mimpi itu benar-benar tidak jadi kenyataan. Beberapa persiapan sudah ia lakukan termasuk meminum beberapa cangkir kopi untuk menghindari rasa kantuk.

"Baiklah, kita main game saja sepanjang malam." Gumam Jieun.

Jieun benar-benar bermain game sepanjang malam, bahkan sekarang sudah lewat tengah malam dan ia masih setia dengan game di ponselnya.

"Kenapa baterai ponselnya habis, sih." Ketus Jieun.

Ia bangkit dari tempatnya, mengambil charge di dalam tasnya dan mencari aliran listrik untuk ponselnya. Tentu itu berada di pojok ruangan.

"Jadi aku harus ngapain sekarang? Bagaimana jika aku tertidur." Gumam Jieun yang sudah berada diatas tempat tidur.

"Kenapa belum ada tanda-tanda?" Gumamnya lagi seraya menarik selimut sampai menutupi tubuhnya.

Matanya pura-pura ia pejamkan setelah menyadari Taetae di sampingnya nampak tak bisa diam. Jieun mencengkram bantalnya kuat, seolah takut akan terjadi sesuatu pada anak muridnya itu.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang