Teriakan para pendukung dari kedua tim basket sudah memenuhi lapangan. Meski dibagi menjadi dua regu yang akan bertanding tak mengurangi rasa kompak akan satu almamater yang sama.
Kursi penonton perlahan terisi dan hampir penuh. Berbagai atribut fakultas masing-masing ini nampaknya menjadi satu item penting untuk di bawa pada setiap pertandingan.
"KIM TAEHYUNG! KIM TAEHYUNG! KIM TAEHYUNG!"
Teriakan nama Taehyung bahkan terdengar lebih kencang dari nama pemain yang lain. Taehyung yang tengah bersiap di sisi lapangan hanya tersenyum ke arah kursi penonton namun matanya tak bisa bohong jika ia tengah mencari seseorang.
"Sudah siap?"
Taehyung menoleh ke arah sumber suara; Jimin yang kini tengah menyodorkan air mineral padanya itu mengikuti arah mata Taehyung.
"Yakin datang?" Tanya Jimin lagi.
Taehyung hanya terkekeh, bahkan ia tidak tahu jawaban apa yang harus diberikan atas pertanyaan temannya tadi.
"Fokus saja, jangan sampai cedera." Ujar Jimin.
Taehyung mengangguk pelan. Peluit tanda permainan akan dimulai akhirnya berbunyi. Menyisakan Taehyung yang bersalaman dengan Jimin seolah meminta dukungannya.
"Fokus!" Teriak Jimin.
Taehyung mengangguk, mengepalkan tangannya kearah Jimin dan berjalan masuk ke dalam lapangan. Ia bisa mendengar teriakan namanya semakin kencang ketika bola sudah berada di tangannya.
Di sisi lain, Jieun masih di apartemennya. Menatap layar ponsel yang menampilkan ajakan Yuna untuk menonton pertandingan basket bersama dengannya.
Jieun membuang napas kasar, berdiam diri di sofa sebelum beranjak ke arah lemari pakaian. Berganti baju seadanya dan berjalan dengan tergesa menuju keluar apartemennya.
"Jieun, disini!" Teriak Yuna.
Jieun mengisyaratkan Yuna agar tidak berisik memanggil namanya. Namun telat, nampaknya Taehyung menyadari keberadaan dirinya di kursi penonton.
Dari tengah lapangan yang tengah memanas, Taehyung menyempatkan matanya untuk melihat sosok Jieun yang duduk di kursi penonton dengan memakai topi hitam.
"Sudah babak kedua, kelas Taehyung unggul." Bisik Yuna.
"Hmm." Ujar Jieun.
Ditengah ramainya teriakan penonton yang menyebut nama Taehyung, suara itu malah perlahan tak dapat ia dengar. Pikirannya melayang pada ingatannya beberapa minggu lalu saat Taehyung mengantar kedua orang tuanya pulang ke rumah.
-Beberapa minggu lalu-
"Ini."
Taehyung yang baru keluar dari lift melihat Jieun dengan tatapan penuh tanda tanya. Jieun yang sudah berada di depan lift entah sejak kapan itu tengah mengulurkan tangannya lengkap dengan sebungkus pizza yang ia genggam.
"Untukku? Tumben?"
"Karena sudah mengantar ayah dan ibu. Cepat terima." Ketus Jieun, matanya enggan menatap mata Taehyung.
"Aku minta yang lain saja, boleh?"
"Karena aku baik hati dan tidak mau berhutang budi padamu. Jadi cepat katakan, mau apa?" Ketus Jieun lagi.
Taehyung terkekeh singkat. "Datang ke pertandinganku, ya?"
"Datang saja, kan?" Tanya Jieun memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!