"Wah? Kenapa kita bisa pindah tempat dengan benda seperti ini?"
Jieun menghela napas, menatap pada sosok Taehyung yang kini duduk di sampingnya. Pria itu nampak seperti seorang anak kecil yang baru pertama kali menaiki bus. Bahkan Hansung yang kini lebih dikenal sebagai Taehyung itu terlihat begitu senang menatap keluar jendela.
Beberapa kali Taehyung menunjuk sesuatu yang ada diluar jendela, bertanya pada Jieun dan langsung mengucap kata 'woah' setiap kali Jieun menjelaskan sesuatu.
Semua penumpang bus bahkan sempat menaruh perhatian lebih pada sosok Jieun dan Taehyung yang memilih duduk di kursi paling belakang. Bahkan ada beberapa ibu-ibu yang mendekat dan bertanya pada Jieun.
"Ah, dia kehilangan ingatannya." Itulah jawaban Jieun setiap kali ada yang bertanya perihal kondisi Taehyung.
Kini keduanya turun di sebuah halte di sisi jalan. Halte di sebuah pedesaan dengan pemandangan ladang yang begitu luas dengan empat bagian jalan yang menuju ke berbagai arah.
"Kemana ya?" Gumam Jieun yang terlihat bingung.
Sementara Jieun kebingungan, Taehyung memilih untuk berjalan sedikit ke sebuah kotak telepon umum yang berada disana. Memainkan gagang telepon dan beberapa kali menekan angka acak yang ada disana.
"Halo? Ah iya, bisa jemput aku?"
"Iya? Kau sudah di halte?" Suara di sebrang sana terdengar begitu samar, mungkin karena sinyal yang kurang memadai di desa tersebut.
Setelah mendapat jawaban dari orang di sebrang sana, Jieun menutup teleponnya. Ya, Jieun sedang menunggu seseorang.
Selang hampir 10 menit, akhirnya sebuah mobil berhenti tepat di depan halte dan di depan Jieun. Pria itu memakai topi yang nyaris menutupi wajahnya, tanpa memperlihatkan wajahnya ia membuka sedikit jendela dan berujar pada Jieun.
"Masuklah."
Jieun mengangguk seraya mengajak Taehyung yang juga ikut masuk ke dalam mobil.
"Maaf, aku mengajaknya. Karena aku tidak bisa meninggalkannya di rumahku sendirian."
"Terakhir kali aku meninggalkan dia di rumah sendiri, rumahku nyaris kebakaran." Lanjut Jieun lagi.
Benar, itu adalah kenyataan. Terakhir kali Jieun meninggalkan Taehyung, pria itu menyalakan kompor dan membuat salah satu alat masak Jieun gosong hingga terbakar. Mungkin jika saat itu Jieun telat datang walaupun hanya semenit, kini ia akan menjadi gelandangan yang tidur di depan toko-toko pinggir jalan.
"Tidak apa, nanti dia dititip saja dulu di rumah temanku."
Jieun mengangguk. Ia mencoba mengerti kenapa keduanya tak bisa saling bertemu atau melihat satu sama lain. Meskipun sebenarnya Jieun sangat tidak mengerti apapun karena belum mendapat penjelasan.
..
Sebuah rumah sederhana dengan bergaya tradisional ini menjadi tempat singgah Jieun setelah menitipkan Taehyung pada rumah yang ada di belakangnya. Sebuah rumah di pedesaan yang cocok untuk menikmati masa tua.
"Kau bisa jelaskan kenapa Taehyung-- ah, maksudku Hansung bisa ke masa depan?" Tanya Jieun.
Pria yang kini sudah melepas topinya dan membawa nampan berisikan dua gelas minuman untuk disuguhkan kepada Jieun itu lantas menempatkan dirinya pada posisi yang nyaman diatas sofa. Tentu untuk memulai perbincangan dengan Jieun.
"Jadi alasanmu kemari karena Hansung?"
Jieun mengangguk.
"Cepat juga kau bisa menemukanku." Ujar pria itu seraya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!