Coin in Case; 17

207 64 8
                                    

Bau alkohol yang menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Jieun adalah hal pertama yang ia ingat ketika kesadarannya kembali. Tentu dengan hal konyol yang membuatnya masuk ke dalam sebuah bangsal kelas VIP sebuah rumah sakit di kotanya.

Matanya masih menyesuaikan sorot cahaya lampu yang ditangkap indera penglihatannya juga dengan sosok pria yang tertidur dengan menelungkupkan kepalanya pada sisi ranjang tempat tidur. Penglihatannya masih buram, bahkan ia masih menerka siapa pria yang tengah tertidur disana.

Rambut hitam yang terlihat berantakan, serta kancing atas kemejanya yang dibiarkan terbuka juga bagian lengan yang tegulung dengan asal.

Jieun mencoba menggerakkan tubuhnya, mencoba menyandarkan tubuhnya pada bagian belakang tempat tidurnya.

"Kau sudah sadar?"

Jieun memperhatikan pria yang baru bangun dari tidurnya itu, menilik singkat betapa berantakan penampilannya.

"Kau kenapa bisa disini?" Tanya Jieun seraya mengedar tatap ke seluruh isi ruangan hingga pada celah kaca kecil di bagian pintu bangsalnya.

"Untuk apalagi selain menjaga tahananku?"

Tawanya tertahan kala ia merasakan beberapa lapis kain kasa dan juga plester tengah menempel pada lehernya.

"Percobaan bunuh dirimu itu sengaja atau sungguhan?" Tanya Taehyung.

Jieun memaki dalam hati. Tak menyangka jika Taehyung bisa semenyebalkan ini.

"Harusnya dulu kau tidak aku biarkan pergi dari rumahku." Ketus Jieun.

"Lim Jason, dia kembali ditahan atas percobaan pembunuhan dan penculikanmu." Jelas Taehyung seraya dirinya bangkit dan mengambil segelas air untuk Jieun.

"Dan.. Untuk seorang psikopat sepertimu, luka di lehermu itu tidak cukup dalam."

Taehyung terkekeh pelan. "Atau sebenarnya kau takut luka?"

Lagi, Jieun menggerutu dalam hati.

"Diam, dan berikan minum itu padaku." Ketus Jieun.

Taehyung terkekeh pelan lantas memberikan segelas air mineral itu pada gadis yang tengah menatapnya tajam.

"Sidang pertamanya lusa, kau harus datang sebagai saksi." Jelas Taehyung.

Jieun menelan ludahnya paksa. Haruskah ia bertemu dengan sosok Jason lagi?

"Dan.. hukumanmu diganti menjadi rehabilitasi dan tahanan bebas dalam pengawasan." Jelas Taehyung.

"Hah?"

Taehyung mendecak singkat, mengambil sebuah map putih pada nakas yang berada hanya beberapa puluh senti dari tempatnya duduk.

"Psikosis, post-traumatic stress disorder, riwayat kekerasan fisik."

Jieun terdiam. Kakinya sudah dilipat sejajar dengan tubuhnya yang kemudian ia peluk seperkian detik setelahnya.

"Ayahmu sudah ditahan atas kekerasan pada anak dan percobaan pembunuhan pada Dohyun."

Jieun kembali memeluk erat lututnya. Menahan tangis dan juga rasa lega yang berkecamuk menjadi satu. Otaknya bahkan belum memperoses apapun ketika dirinya baru saja sadar dari perbuatan konyolnya beberapa jam lalu.

"Ba-bagaimana bisa kau--"

Kali ini keduanya menoleh kearah pintu yang sudah dibuka lebar oleh seseorang yang siap berlari untuk memeluk Jieun dengan senyumannya.

"K-kak Ji-Jieun.."

Jieun membuka lengannya lebar-lebar, membiarkan adik satu-satunya itu meleburkan rasa rindunya beberapa bulan ini.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang