The Baby (?); Empat

655 143 13
                                    

"Kak Jieun, Taetae mampil toselba sebental ya.."

Jieun mengangguk pelan sebelum tangannya ditarik oleh bocah empat tahun yang sudah berjalan santai ke dalam toserba. Menyusuri rak berisi makanan hingga berhenti tepat di sebuah lemari pendingin.

Bocah itu memandangi minuman bersoda yang ada disana. Tangannya seolah ragu untuk mengambil minuman kaleng tersebut sebelum tangan Jieun menghentikannya.

"Loh? Beli untuk siapa? Ayah?" Tanya Jieun yang sudah kembali dari membeli snack rumput laut kering.

Taetae menunduk singkat, memainkan kaki kanannya serta kedua tangannya yang memegang erat tali tasnya.

"Ti-tidak tahu kak, Taetae hanya ingin membeli saja." Lirih Taetae pelan.

"Kakak tidak mengizinkan loh, nanti perutmu sakit." Jelas Jieun seraya memegang bahu Taetae dengan kedua tangannya.

"Kita beli susu strawberi kesukaan Taetae saja, bagaimana?" Ujar Jieun lagi.

"Ta-tapi hyung Taetae balu membelikannya dua kotak kemalin." Ujar Taetae.

Jieun menghela napas panjangnya, mengacak rambut bocah empat tahun itu yang tengah menunduk. "Kita beli es krim saja, yuk?"

"Asik." Seru Taetae.

Keduanya jalan menuju ke tempat es krim. Taetae yang sudah naik diatas kontainer bekas buah itu sibuk memilih es krim yang ia inginkan.

"Makanan ringan dirumah Taetae masih ada?" Tanya Jieun.

Taetae diam sebentar seolah berpikir sebelum memilih untuk mengangkat kedua bahunya ragu.

"Yasudah, kakak belikan saja ya? Jadi nanti malam Taetae tidak usah keluar, okey?"

Taetae hanya mengangguk menuruti Jieun sebelum ia kembali memilih beberapa es krim yang akan ia beli.

"Kak, sekalang jam belapa?" Tanya Taetae.

"Eoh?"

Jieun melihat jam tangan dengan gambar bunga lili di tengahnya sebelum kembali bersuara. "Jam 3 kurang 20 menit."

"Kak, ayo pulang. Taetae sudah lelah." Lirih Taetae.

Jieun mengangguk pelan, keduanya berjalan cepat menuju ke arah apartemen Taetae.

"Jieun?"

Jieun menoleh mendengar suara yang sangat familiar di telinganya itu. "Kak Seunggi? Ada apa, kak?"

Seunggi mengeluarkan sebuah buku catatan dan mengulurkannya pada Jieun. "Ini milikmu? Tadi tertinggal saat aku membereskan meja kerjaku."

"Ah, terimakasih banyak kak. Ini catatan tentang anak-anak. Untung tidak hilang." Gumam Jieun.

"Lain kali jangan ceroboh." Kekeh Seunggi seraya mengacak rambut Jieun.

"Sebenarnya aku ingin bicara sebentar." Ujar Seunggi.

Jieun menaikkan alisnya. "Ada apa kak?"

"Nanti malam bisa temani aku ke acara pernikahan temanku?" Tanya Seunggi tanpa basa basi.

Jieun terkekeh seraya memukul pelan bahu kakak kelasnya itu. "Tidak mengajak kakasih kakak saja?"

"Jangan menggodaku, Ji. Tahu sendiri aku masih--"

"Masih belum melupakan mantan kekasih kakak, ya?" Goda Jieun seraya terkekeh.

"Masih menyukaimu, Ji." Batin Seunggi seraya tertawa menanggapi candaan Jieun.

"Yasudah jemput saja ya, kak. Nanti aku bilang ibu." Ujar Jieun.

Seunggi mengangguk pelan. "Iya anak emas."

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang