Jieun menundukkan kepala diatas meja kerjanya. Nampaknya efek dari dirinya yang membaca buku sejarah seharian membuat tenaganya terkuras habis. Jika ada yang bilang sesuatu yang kita tidak suka akan menguras habis energi kita, sesungguhnya itu adalah benar. Jieun tak menyukai sejarah tapi ia harus membacanya. Kini bukan hanya untuk pekerjaannya, tetapi untuk mengetahui bagaimana asal usul Hansung dan misteri dibalik kenapa pria itu bisa ke dimensinya.
"Kenapa, Ji?"
Jieun mendongak kala Joohyung menarik kursi untuk duduk di dekat Jieun. Pria itu tak pernah tak berhasil untuk membuat Jieun tergugup karena tingkahnya.
"Kau sudah membaca ini semua?" Tanya Jieun seraya menunjuk tumpukan buku yang ada di depannya dengan bola matanya.
"Sebagian. Tapi tidak membaca pun aku sering mendengarnya dari nenek."
Jieun mengangguk beberapa kali, setaunya Joohyuk memang tinggal dengan neneknya. Jelas saja pria itu pasti sudah lebih banyak mengetahui tentang sejarah daripada dirinya.
"Kenapa? Ada yang tidak kau mengerti?" Tanya Joohyuk.
"Aku baru membaca sampai Kim Namjoon yang memimpin dinasti itu. Setelah Kim Namjoon jatuh sakit, siapa yang menggantikannya?" Tanya Jieun.
"Ada dua versi sebenarnya. Tetapi buku-buku sejarah kita lebih condong pada versi Kim Hansung yang menjadi raja." Jelas Joohyuk.
"Oh ya? Ada dua versi?"
Joohyuk mengangguk. "Keduanya memang menjelaskan Hansung yang menjadi raja selanjutnya, tetapi dua versi itu menjelaskan kisah berbeda bagaimana Hansung bisa menjadi raja."
Jieun mengangguk seraya menulis pada catatan kecilnya. Mungkin setibanya di rumah ia harus bertanya pada Hansung, versi mana yang sebenarnya benar-benar terjadi.
"Ah, aku ingin bertanya. Lee Haesoo, kau tau kisahnya?"
Joohyuk mengangguk. "Nenekku selalu bercerita mengenai sosok permaisuri itu. Dalam cerita nenekku, dia adalah sosok wanita cantik dengan kesabaran dan kedewasaan yang luar biasa. Dia juga begitu penyayang meski hidupnya terbilang sulit."
"Makanya tak jarang banyak sekali panti asuhan yang diberi nama Haesoo." Lanjut Joohyuk.
Pria itu lantas berjalan ke meja kerjanya, mengambil satu buah buku serta selembar kertas di atasnya dan memberikan pada Jieun. "Ini sketsa Lee Haesoo yang selama ini menjadi acuan para produksi film termasuk kita untuk mencari visual yang mirip."
"Kalau dipikir-pikir dan dilihat lebih teliti, Lee Haesoo ini agak mirip denganmu struktur wajahnya." Ujar Joohyuk.
"Ah, kalau kau punya kenalan dokter forensik kau bisa meminta tolong untuk visualisasi yang lebih nyata dari ini." Ujar Joohyuk lagi.
"Apa tidak ada lukisan yang benar-benar dilukis oleh orang kerajaannya dulu?"
"Mungkin ada, tapi kau harus pergi ke Daejon."
"Daejon? Ada daerah bernama Daejon?" Tanya Jieun.
Joohyuk mengangguk pelan. "Sedikit lebih jauh dari Daegu. Ada jalanan yang hanya bisa dilewati oleh satu kendaraan saja."
"Kalau kau mau kesana, aku punya kenalan yang lumayan sering pergi kesana." Lanjut Joohyuk.
"Ah, tidak usah." Ujar Jieun.
..
Jieun berjalan tanpa arah di perpustakaan. Matanya sesekali melirik ke arah pintu atau ke arah jendela yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Ya, dirinya sedang menunggu seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!