Blue & Grey; 7

396 114 17
                                    

Malam ini Taehyung pergi ke Mall Winter yang siang tadi di bilang Jieun, setelah minggu lalu keduanya tidak jadi bertemu. Awalnya Taehyung sempat ragu datang atau tidak, tetapi ia berpikir mungkin ia harus menjadi pria yang lebih baik dari ayahnya.

Taehyung menyusuri jalanan dengan dandanan casual; kaos oblong yang ia pasangkan dengan celana jeans dan juga sepatu kets lengkap dengan topi hitam miliknya. Langkahnya berhenti tepat di depan lobby Mall, melirik sekilas kanan dan kirinya sebelum memilih masuk ke dalam.

Tempat yang sangat jarang di kunjungi Taehyung. Bukannya tidak punya uang, tapi Taehyung sama sekali tidak memiliki ketertarikan pada tempat ini. Pada tempat yang biasanya dijadikan ajang untuk pamer kekayaan dengan seberapa banyak plastik yang dibawa keluar.

"Besok aku berangkat ke Jepang, jadi malam ini saja ya kita nontonnya. Ah, dan satu lagi. Karena minggu lalu aku yang membatalkan, jadi malam ini filmnya terserah kau saja."

Taehyung ingat betul bagaimana gagis dengan rambut yang cukup panjang dan selalu membiarkannya terurai itu berbicara dengannya saat jam makan siang di sekolah. Bahkan Taehyung masih ingat gaya bicara Jieun yang terus terngiang diingatannya.

Pria itu akhirnya duduk di sebrang bioskop; di sebuah cafe yang menyajikan makanan ringan untuk menunggu Jieun. Sesekali ia melirik ponselnya bahkan melirik jam pada pergelangan tangannya.

..

Jieun melirik jam dinding yang kini baru menunjukkan jam 7. Tentu saja gadis itu tak lupa dengan janji bertemu Taehyung malam ini. Bahkan Jieun sudah memilih pakaian dan dandanan terbaik hanya untuk menonton film bersama Taehyung. Ah, Jieun seperrinya sudah memimpikan ini semua sejak lama.

Langkahnya begitu terburu-buru dan keluar dari kamarnya, mengunci pintu kamar dan menuruni anak tangga dengan sedikit berlari menuju pintu keluar. Tidak usah heran, rumahnya selalu sepi di hari kerja. Entah salah satu dari orang tuanya lembur atau bahkan tugas keluar kota atau keluar negeri. Sekali lagi, Jieun sudah biasa.

"Tidak usah diantar, pak." Ujar Jieun pada sosok pria paruh baya yang dengan sigap menghampirinya.

"Mau kemana Non?"

"Aku ada belajar kelompok dengan temanku sebelum besok berangkat ke Jepang." Ujar Jieun.

Supir pribadinya itu atau sebut saja dengan pak Kang hanya tersenyum. "Jangan malam-malam lho, Non. Besok kan berangkan pagi."

Jieun terkekeh, hatinya bahkan sudah tidak bisa merasakan miris lagi setelah mendengar orang lain yang menasehatinya.

"Iya pak. Aku pergi dulu ya. Kalau ayah atau bunda pulang, bilang saja aku pulang sekitar jam 10-an." Lanjut Jieun.

Pak Kang hanya mengangguk, tersenyum manis dan melambaik ke arah Jieun yang sudah keluar gerbang rumahnya.

Kini Jieun sudah berada di dalam bus tujuannya. Matanya hanya berfokus pada jalanan dan lampu-lampu yang menarik perhatiannya.

Jieun selalu bermimpi, memiliki kehidupan sendiri tanpa orang tuanya. Atau bahkan Jieun ingin sekali pergi dari negaranya untuk bisa merasakan suasana baru. Perihal orang tuanya, Jieun sudah tak ingin ambil pusing.

"Ah akhirnya sampai." Gumam Jieun.

"Hmm.. Sudah berapa lama ya aku tidak kesini." Gumamnya lagi seraya melihat-lihat sekitar.

Daripada menaiki lift, Jieun lebih menyukai eskalator. Pikirnya kalau menaiki eskalator dirinya bisa melihat-lihat beberapa toko terlebih dahulu sebelum pergi ke tujuannya.

"Ya ampun, bu Sunhee?" Gumam Jieun setelah melihat ke sebuah store pakaian yang tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini.

Jieun menggulung helai rambutnya dengan jari, seolah tengah bimbang apakah ia harus menyapa wali kelasnya itu atau berpura-pura seolah tidak melihat?

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang