2002; 17

324 92 18
                                    

"Tumben mau pulang?"

Taehyung yang baru saja keluar kamar itu lantas menghampiri Jieun yang sedang memasak. Sebuah masakan sederhana untuk bekal mereka di jalan dan juga beberapa snack seperti puding strawberi dan juga salad buah yang akan mereka bawa sebagai buah tangan.

Hubungan keduanya sudah membaik sejak kemarin. Memang benar kata Taehyung, keduanya sudah saling ketergantungan satu sama lain.

Pilihan Jieun tentu saja percapa pada sosok Taehyung, pria yang sudah berhasil membuat hatinya kembali utuh. Juga pria yang sama yang membuat ia kembali merasakan hangatnya kasih sayang dari seorang pria. Jika ada yang bilang cinta datang karena terbiasa, mungkin itu benar dan mungkin itu yang mereka berdua rasakan. Perasaannya sudah sangat hebat dan saling melengkapi satu sama lain.

"Kamu juga tumben mau ikut?" Tanya Taehyung.

Bak sepasang suami istri; Kim Taehyung kini melingkarkan lengannya pada pinggang Jieun dengan dagunya yang bertumpu pada pundak gadis yang masih sibuk menata buah-buahan di wadah kecil. Taehyung menciumi ceruk leher Jieun sesekali dan tak jarang membuat Jieun melonjak terkejut karena refleks tubuhnya.

"Sana mandi." Ucapnya kemudian.

Taehyung menggeleng pelan, masih pada posisinya yang sama.

"Jieun, kalau kita menikah bagaimana ya?"

Jieun mendengus, mencoba menyingkirkan kepala Taehyung dari bahunya beberapa kali. Tapi si pemilik kepala itu hanya terkikik melihat reaksi Jieun.

"Gimana, Ji?"

"Aku belum keliling Korea. Jadi belum mau nikah." Ucap Jieun dengan kedua tangannya yang masih sibuk menata buah.

Taehyung membulatkan mulutnya, ber-oh ria. "Jadi kalau sudah keliling Korea, mau?"

Jieun mengangkat acuh kedua bahunya, mengabaikan Taehyung yang masih saja kepalanya masih berada pundaknya.

"Asik! Kita keliling Korea hari ini, ya? Terus besok nikah." Kekeh Taehyung, matanya melirik Jieun sedikit. Melihat bagaimana kerutan serta alis gadisnya itu seolah akan menyatu.

"Ngawur!" Ketus Jieun.

"Nanti kamu diambil orang, Ji..." Lirih Taehyung.

"Apasih Taehyung? Sana ah, kamu nyebelin banget kalo belum mandi."

Taehyung masih saja tertawa. Menyenangkan memang menggoda Jieun seperti ini apalagi menganggu gadisnya itu hingga akan membuatnya cemberut ria dan berakhir Taehyung yang akan mencubiti pipi Jieun hingga merah.

"Aku bantu ini sebentar."

Taehyung berujar dengan kedua tangannya yang turun dan meraih tangan Jieun. Menggerakkan tangan Jieun seolah tengah menggerakkan sebuah boneka. Mengambil buah dan menatanya pada wadah yang sudah terisi beberapa buah disana.

"Punyaku harus banyak strawberi ya, Ji."

"Bawel." Ketus Jieun.

..

Perjalanan sekitar kurang lebih empat puluh lima menit dengan lalu lintas yang ramai akhirnya membuat Jieun dan Taehyung sampai di sebuah rumah di perumahan mewah kota Seoul. Sebuah rumah dengan didominasi chat berwarna cokelat serta arsitektur bangunan yang cukup unik itu sempat membuat Jieun menganga beberapa detik.

"Rumahmu.."

"Ayah sama kak Seokjin yang desain."

"Hah?"

Taehyung terkekeh pelan. "Ini baru dibangun beberapa tahun yang lalu, Ji. Dan yaa... otaknya dari ayah dan kak Seokjin."

"Mereka arsitek?"

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang