Gone; 5

241 81 20
                                    

Hari ini adalah tepat minggu keempat Taehyung tidak ditemukan. Seluruh berita sudah jarang untuk memuat berita mengenai kecelakaan satu bulan silam. Bahkan beberapa keluarga korban nampaknya sudah mengikhlaskan jika anggota keluarga mereka tidak bisa ditemukan.

Namun beberapa hari setelah dilakukan pencarian, media sempat memberi kabar jika ada hampir 10 orang yang berhasil ditemukan dan akhirnya diselamatkan oleh tim medis. Kesepuluh orang itu sayangnya tidak termasuk Taehyung disana.

"Saat itu aku ingat bagaimana pak Taehyung bertugas untuk mengemudikan pesawat ke Argentina. Selain untuk bekerja ia juga sangat ingin datang ke pemakaman rekan kami yang juga gugur di laut sana."

Itulah penjelasan yang Jieun dengar dari salah satu rekan kerja Taehyung. Seorang pramugari yang tak jarang ia lihat memiliki jam terbang yang sama dengan Taehyung.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi tiba-tiba pesawat membunyikan mode darurat dan membuat kami menggunakan kantung oksigen. Hingga aku tidak tahu pasti, tapi aku sempat tersadar tengah berada diatas terumbu karang."

"Sedalam itu?"

Pramugari itu mengangguk singkat. "Karena puing bagian pesawat yang cukup berat bisa membuat kami akan jatuh ke dasar laut. Mungkin sebagian orang bisa saja hanya terjatuh disisi pantai dan tidak terlalu dalam."

Penjelasan itu kembali membuat Jieun mengangguk. Saat itu, ia sadar jika keajaiban dan kematian hanya dipisahkan oleh sesuatu yang sangat tipis. Mungkin lebih tipis dari helai rambutnya. Saat itu juga, Jieun memilih untuk mengikhlaskan Taehyung. Membiarkan suaminya tenang dalam damai dimanapun pria itu berada.

"Ma? Kita mau kemana?" Tanya Beomgyu yang kini sudah mengikuti ibunya masuk ke dalam mobil.

"Bertemu papa."

"Papa sudah ketemu, ma? Sekarang dimana?"

"Gyu ingin bertemu papa? Kita belikan bunga dulu untuk papa, ya?"

Beomgyu mengangguk pelan.

..

Beomgyu menatap datar hamparan pasir putih di depannya. Puluhan orang yang juga berkumpul dengan membawa bunga serta dengan isak tangis yang terdengar samar karena suara ombak.

Sekarang Beomgyu tahu, jika mamanya itu sudah berbohong perihal ketemunya sang papa. Atau mungkin mamanya memang tidak berbohong hanya dirinyalah yang terlalu berekspektasi tinggi mengenai sosok papanya itu.

Beberapa hari lalu, teman-temannya sempat bertanya kemana sang ayah pergi. Bahkan orang tua dari teman-temannya itu memperlakukan dirinya seolah ia tak memiliki siapa-siapa lagi.

"Ma?"

Beomgyu mendongak setelah menggerakkan singkat tangan sang mama yang saat ini menggenggam tangan mungilnya.

"Papa disana, sayang. Nanti Gyu bantu mama tabur bunga untuk papa, ya?"

Beomgyu kala itu tidak mengerti, kenapa ia harus menabur bunga pada hamparan laut yang begitu luas. Apakah ini semacam ritual yang biasa ia lihat pada kartun kesukaannya yang tayang setiap hari libur di jam pagi. Atau ini adalah sesuatu upacara penting yang belum ia mengerti.

"Katanya papa sudah ketemu, mama bohong?"

Setelah kalimat itu Jieun mensejajarkan tingginya dengan sang anak. Berlutut singkat di depan anaknya dengan mata yang sudah tak bisa melihat jelas karena air mata yang menumpuk disana.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang