"..K-kak Jieun, Taetae takut"
Suara yang ia kenal itu bergetar seolah menahan tangis, bayangannya mungkin anak muridnya itu tengah berada di sudut ruangan memeluk kedua lututnya seraya melihat sekeliling.
"Taetae di apartemen, kan?"
"..I-iya kak. Bibi Oh belum kembali."
Jieun mencari hoodie miliknya, mengikat rambutnya asal sebelum bergegas turun menemui kedua orang tuanya.
"Taetae tunggu disana ya, kakak kesana sekarang. Tidak usah dimatikan teleponnya, kakak temani seraya jalan kesana." Ujar Jieun.
"Mau kemana, sayang? Sedang pemadaman lampu." Tanya sang ibu.
"Bu, aku pernah cerita tentang muridku yang tinggal di apartemen itu kan? Dia sendirian bu sekarang, aku mau kesana." Jelas Jieun.
Sang ibu; Dami mengusap punggung Jieun. Merasa bangga dengan anak semata wayangnya itu yang sangat bertanggung jawab pada setiap murid-muridnya.
"Perlu ayah antar?" Tanya sang ayah.
"Tidak usah yah, aku bisa berjalan dengan pencahayaan lampu di ponselku. Tidak terlalu jauh dari sini." Jelas Jieun.
Jinwo dan Dami mengangguk setelah saling memandang satu sama lain. Mengantar anak tunggalnya itu sampai ke depan pintu utama.
"Hati-hati sayang. Jika ada apa-apa hubungi ayah, ya?" Ujar Jinwo.
Jieun mengangguk pelan. Melambai tangannya sebelum ia berjalan dengan langkah cepat.
"Taetae? Halo?"
"Eum-- kak?"
"Kakak ke toserba sebentar, ya? Taetae mau apa?" Tanya Jieun.
"Tidak usah kak, tadi sole bibi Oh baru membeli bebelapa snack."
"Yasudah kalau gitu kakak langsung kesana,ya? Jangan nangis."
Taetae mengusap ingusnya yang tentu terdengar oleh Jieun yang terkekeh karena merasa gemas dengan anak muridnya itu.
Untung saja jalanan tidak terlalu gelap karena masih ada rumah dan beberapa toko yang menggunakan pencahayaan lain. Jieun masih berjalan tergesa, sesekali ia mengajak Taetae berbicara bahkan bernyanyi untuk menenangkan anak muridnya itu.
"Taetae?"
"Kak Jieun, Taetae takut." Ujar Taetae sesaat setelah pintu apartemennya ia buka.
"Cup cup, sudah yuk masuk." Ujar Jieun seraya menggenggam tangan kecil milik Taetae.
"Bibi Oh masih belum pulang?" Tanya Jieun ketika keduanya sudah berada di dalam apartemen.
Taetae menggeleng pelan. "Biasanya bibi Oh menelpon, tapi sekalang tidak. Taetae hanya tahu cara menelpon kak Jieun kalena tinggal menekan angka 1 saja."
Jieun tertawa dengan tingkah polos anak berusia 4 tahun itu. "Boleh kak Jieun pinjam ponselnya? Untuk menelpon bibi Oh."
Taetae memberikan ponselnya pada Jieun. Jieun langsung mencari kontak bibi Oh pada ponsel tersebut dan menelponnya.
"Tidak diangkat." Gumam Jieun pelan.
"Disini ada kontak ibu Taetae, tidak?" Tanya Jieun.
Taetae mengangguk. "Cali saja kak."
Jieun mencari kontaknya dan tak lama ketemu, menelpon ibu Taetae tanpa pokir panjang.
"Halo? Taehyung sayang?"
"Halo ibu, maaf saya guru Taetae dari Little Forest Kindergarten."
"Oh maaf, ada apa ya bu?"
"Panggil Jieun saja, bu." Kekeh Jieun
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
أدب الهواةBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!