Coin in Case; Epilog

374 81 15
                                    

"Jangan hari ini, Hyung. Aku tidak bisa menjemputmu."

Taehyung yang tengah sibuk dengan peralatan masaknya itu lantas men-loud speaker panggilan suaranya agar ia bisa menyelesaikan aktifitasnya di dapur seraya masih berbicara dengan lawan bicaranya melalui telepon.

"Sudah tiga tahun sejak terakhir kali aku kesana dan hari ini aku cuti, masih  tidak boleh?"

Taehyung tertawa mendengar jawaban frustasi dari sosok pria yang sangat ia kenal; Min Yoongi.

"Kenapa tidak bilang jauh-jauh hari, hyung?"

Taehyung dapat mendengar decakan sebal serta tarikan napas panjang dari lawan bicara di sebrang ponselnya yang dapat membuatnya terkekeh pelan. Ia tahu betul Yoongi akan bereaksi seperti itu.

"Kau pikir aku punya kekuasaan apa untuk mengatur kasus diluar sana, hah?"

Taehyung semakin tertawa bahkan terbahak-bahak lebih kencang dari sebelumnya.

"Ya! Jangan tertawa. Aku sudah berada di bandara."

"Batalkan saja penerbangannya." Goda Taehyung.

"Kau ini benar-benar." Ujar Yoongi dengan nada kesal.

Sementara Taehyung masih tertawa seraya menyelesaikan irisan daun bawang untuk ia tambahkan pada sup ayam miliknya.

"Hati-hati hyung, naik taksi saja kalau sampai 30 menit aku belum sampai."

"Kurang lebih 15 jam lagi aku akan memukul kepalamu seperti biasa." Ketus Yoongi.

Taehyung hanya terkekeh seraya kembali berfokus pada masakannya hingga suara yang menandakan sambungan teleponnya terputus dan hanya menyisakan kekehan pelan dari dirinya.

"Good morning, my Fiancé."

Taehyung menoleh mendengar suara yang berasal dari belakangnya. Sosok wanita dengan rambut sebahu serta piyama berwarna merah dan motif yang senada dengan piyamanya itu kini berjalan menghampirinya. Memberi pelukan hangat serta beberapa kecupan singkat pada bibir dan kedua pipinya.

"Berhenti panggil aku fiancé, Ji."

Lee Jieun; yang merasa namanya di sebut pada akhir kalimat itu hanya terkekeh geli seraya semakin mengeratkan pelukannya.

"Tapi kau tetap tunanganku, kan?"

Taehyung mendecak sebal. Melepaskan pelukan Jieun dan kembali berfokus pada masakannya. Sementara Jieun yang masih tertawa ringan itu berjalan untuk mengambil beberapa piring dan menata meja makan.

"Masih enggan disebut sebagai tunanganku?" Goda Jieun.

Taehyung tak menjawab, hanya menatap kesal sosok wanita yang kini sudah duduk manis di meja makan seolah menunggu masakannya disajikan disana.

"Kau kesal sekali, karena aku masih menganggapmu sebagai tunanganku?" Tanya Jieun lagi.

Taehyung masih enggan menanggapi Jieun sementara dirinya sibuk untuk membawa masakannya ke meja makan. Membiarkan Jieun mencicipi masakannya terlebih dahulu sebelum ia memulai makan.

"Tunangan mana yang sudah mempunyai anak berumur 5 tahun, Ji?"

Kini Jieun tertawa bahkan sendoknya yang sudah terisi dengan sup dan beberapa sayuran lainnya harus ia letakkan kembali ke mangkuk yang berada di depannya.

"Kemana Jihoon?"

"Kau bisa menebak apa yang dilakukan mini Taehyung di kamarnya." Ujar Jieun.

Taehyung bergegas bangkit dari tempat duduknya, berjalan ke sebuah kamar yang hanya berjarak beberapa langkah dari kamarnya dan Jieun. Tanpa menunggu lama ia membuka pintu kamar tersebut, menampilkan sosok Jihoon tengah bermain dengan alat detektif miliknya.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang