"Lee Jieun, ini sudah kedua kalinya kau membuat keributan."
Jieun memilih melihat sekitar ruangan guru dan berhenti tepat di pojok kanannya. Matanya terus memperhatian sosok pria yang dengan sopan berbicara dengan guru yang ia kenal sebagai wali kelasnya; Bu Sunhee.
"Kau tidak mendengarku?"
Jieun kembali fokus pada seorang guru di depannya. Jemarinya mengetuk meja beberapa kali dan melempar tatapan tajam pada kedua gadis yang berada di sisi kirinya.
"Pak, dengarkan saya. Mereka berdua ini melakukan pembullyan terhadap Eunbyul dari kelas 1-3."
"Tidak pak, tidak." Ujar salah satu dari mereka.
Jieun mendecih. "Kalau tidak percaya bapak bisa tanya pada anak-anak yang berada di kantin saat makan siang tadi."
Bola mata Jieun menangkap sosok pria yang sedari tadi ia perhatikan itu kini melewatinya menuju keluar.
"Saya sama sekali tidak ikut andil dalam hal rendahan seperti bullying. Sudah ya pak." Ujar Jieun seraya berdiri, membungkuk untuk pamit dan berjalan keluar ruangan.
Jieun berjalan sedikit ia percepat untuk mengejar sosok pria yang berjalan di depannya. Pria yang suaranya tak pernah ia dengar selain menjawab pertanyaan guru, presentasi atau ditanya terlebih dulu.
"Jieun.."
Jieun berhenti, memutar matanya malas dan menjawab. "Apa?"
"Nama akun instagrammu apa?"
Jieun membuang napas kasar seraya melanjutkan jalannya. Jangan salah, Jieun selalu punya alasan untuk disukai banyak orang meski sikapnya yang kadang seperti itu pada sebagian orang.
"Woah, darimana saja kau?"
Senyumnya mulai mengembang ketika memasuki kelas dan berlari kecil menuju mejanya yang kini sudah diduduki oleh Bora dan Nara; sahabat Jieun sejak sekolah dasar.
"Guru disini matanya tertutup oleh uang, tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah."
Bora dan Nara tertawa mendengar ucapan Jieun.
"Kan ayahmu yang menutup mata mereka." Ujar Nara.
Jieun ikut tertawa. "Benar, mereka nurut saja lagi."
Setelahnya Jieun menatap ke sisi dekat jendela, melihat sosok pria yang tadi dilihatnya saat di ruang guru. Pria itu Kim Taehyung, saingannya dalam ranking dan dalam olimpiade.
Taehyung tengah mengobrol dengan beberapa temannya, entah apa yang mereka bicarakan tapi Taehyung tampak terlihat nyaman.
Jangan heran, Jieun sudah menyimpan perasaan untuk Taehyung sejak tahun kemarin. Tepatnya saat mereka dipertemukan dalam olimpiade fisika dan keduanya berlatih sampai jam 8 malam setiap harinya.
Jieun tak begitu mengenal Taehyung meski sudah berada di kelas yang sama hampir tiga tahun. Ia hanya mengenal sosok pria itu sebagai saingannya dengan headseat yang selalu ia kenakan saat sendiri.
"Ji kau setuju kan malam ini kita karoke?" Tanya Nara.
"Eoh?"
"Kau melihat apa Lee Jieun?" Bisik Bora.
Jieun terkekeh seraya meletakkan jari telunjuknya di depan bibirnya. "Rahasia."
..
"Lee Jieun dan Kim Taehyung bisa ke ruangan saya sepulang sekolah."
Seperti itulah akhir kalimat yang dilontarkan oleh wali kelas 3-1 ibu Sunhee yang sudah beberapa menit lalu meninggalkan kelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
Fiksi PenggemarBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!