Jieun perlahan membuka matanya. Menatap samar pada seluruh isi apartemen yang berbeda dari tata letak apartemennya. Perlahan ia bangun dari tidurnya, mencoba duduk di sudut tempat tidur dan menyandarkan tubuhnya.
Kepalanya terasa pening, perutnya mual dan matanya seakan buram. Jieun sadar dirinya tengah mengalami pengar akibat mabuk semalam.
"Masih sakit kepalanya?"
Jieun menatap malas ke arah pintu kamar mandi, sosok Taehyung yang baru selesai mandi itu membuatnya mundur dan semakin memojokkan tubuhnya.
"Aku ada rapat organisasi."
Jieun memutar bola matanya singkat sebelum berlari menuju kamar mandi karena rasa mual.
"Ada bubur dan teh hangat di meja makan, makanlah dulu."
Jieun keluar dari kamar mandi, memegang kepalanya dan berjalan lunglai menuju meja makan.
"Aku mungkin rapat sampai siang atau sore. Kau belum belanja bulanan, kan?"
Jieun yang masih memegangi perutnya itu memandang Taehyung sebelum tangannya mengambil cangkir dan meneguk teh hangat.
"Aku ke apartemen saja."
"Disini saja, Ji. Makan saja apapun yang ada disini, aku baru belanja tadi pagi."
"Ta--"
"Atau mau aku telepon paman Lee?"
Jieun mendengus sebal. Menatap Taehyung dengan tatapan seolah akan membunuh pria itu dengan satu pukulan sebelum ia mengangguk patuh.
"Kalau ada apa-apa kabari aku." Ujar Taehyung seraya mengacak rambut Jieun.
Sementara Jieun hanya mendengus sebal dan menatap Taehyung dengan tatapan tajam.
..
Jieun tetaplah Jieun si gadis keras kepala dengan segala kecerobohannya. Kini ia berakhir di apartemennya. Tertidur lemas diatas tempat tidurnya seorang diri.
Bahkan jika meminta bantuan tetangga apartemennya yang lain itu sangat membuang waktu karena tentu saja hari minggu seperti ini orang-orang pasti akan pulang ke rumah atau sekedar berpergian dengan teman.
Jieun menatap lemas ke arah ponselnya. Menatap jam pada ponselnya yang bertuliskan angka 16.45; sudah hampir jam 5 sore dan dirinya hanya memakan bubur yang dibelikan oleh Taehyung tadi pagi.
"Yuna-ya.."
Suaranya terdengar lemas. Jieun bahkan masih memegangi perutnya yang terasa melilit.
"Jieun? Kau sakit?"
"Hmm.. bisa tolong mampir kesini?"
"Jieun maaf, aku sedang dalam perjalanan pulang dari rumah nenekku." Lirih Yuna.
"Ji? Jieun?"
Yuna berkali-kali memanggil Jieun, namun nihil tak terdengar sedikitpun suara dari sebrang teleponnya.
+826787xxxxxx
Taehyung.
Ini Yuna, bisa tolong jaga Jieun?
Sepertinya dia sakit, aku tidak bisa kesana
Dia tadi menelponku, tapi tiba-tiba suaranya menghilangTaehyung yang tengah di dalam ruang rapat organisasi itu mendadak berdiri setelah melihat pesan dari Yuna. Bergegas membereskan seluruh barang miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
Fiksi PenggemarBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!