2002; 3

348 102 15
                                    

Ini adalah hari ketiga Jieun dan Taehyung tinggal di rumah yang sama. Selama tiga hari ini tidak ada kejadian yang berarti selain keduanya yang selalu bertengkar setiap pagi karena merebutkan kamar mandi dan juga sarapan pagi. Serta malamnya mereka berdua masih bertengkar untuk merebutkan remot tv.

Jieun melihat ponselnya, bergumam pelan merapalkan beberapa digit angka yang berada di layar ponselnya. "Enam lima belas."

Langkahnya kian ia percepat, mengingat salah satu drama favoritnya akan tayang dalam kurun waktu 45 menit lagi. Sudah pasti waktu tersebut akan ia habiskan untuk mandi, makan malam dan tentunya merebut remot tv agar menjadi miliknya malam ini.

Jieun membuka pagar kayu, mengambil botol minumnya di dalam tas dan mendekat ke arah beberapa pot kecil yang ada di sisi kanannya. Menyirami beberapa pot itu dengan sisa air minumnya sebelum ia berjalan menuju pintu utama.

Dari jendela di sebelah pintu, ia dapat melihat samar-samar sosok Taehyung tengah bersama wanita. Sudah pasti itu adalah kekasih pria sombong itu.

Baru saja tangannya ingin menekan knop pintu, Taehyung sudah lebih dulu membuka pintu tersebut. Menarik pergelangan tangan Jieun dengan paksa dan membawanya ke halaman belakang.

"Aku tahu itu kekasihmu." Ujar Jieun seraya mengatur napasnya.

"Ya."

"Kenapa kau membawaku kesini?"

"Jieun, please. Tidak ada yang tahu jika kita tinggal di satu rumah yang sama kecuali orang tua kita, benar?"

Jieun mengangguk. Tentu saja ia paham apa maksud Taehyung dan mungkin inilah alasan pria itu membawanya ke halaman belakang rumahnya untuk bersembunyi. Tapi haruskah ia bersembunyi?

"Kau bisa diam disini sampai aku mengantar Olivia pulang." Ujar Taehyung.

Jieun terkekeh. "Sikapmu seperti tertangkap basah tengah selingkuh."

"Aku hanya tidak ingin bertengkar dengan Olivia."

"Okey, bereskan urusanmu dan aku akan menunggu disini." Ujar Jieun.

"Sampai pukul 7 dia masih disana, aku akan masuk." Lanjut Jieun.

Taehyung menghela napas. Seharusnya ia tidak menerima seorang gadis untuk tinggal di rumahnya.

"Kenapa? Sekarang kau yang menyesal?" Tanya Jieun setelah melihat raut wajah Taehyung.

"Kembalikan uangku dan aku akan keluar." Lanjut Jieun.

Taehyung tak menanggapi, dirinya kini sudah merotasikan tubuh dan berjalan untuk memasuki rumahnya melalui pintu utama. Sementara Jieun hanya  mendengus, menatap sebuah pohon besar di depannya.

Kini ia memilih untuk duduk bersandar di bawah pohon untuk seraya memainkan ponselnya. Membuka aplikasi sosial media miliknya dan melihat beberapa postingan teman-temannya disana.

Tak ada yang menarik sebelum salah satu postingan kekasihnya membuat dirinya melihat beberapa kali dengan men-zoom in foto tersebut. Sebuah foto dimana Jakeㅡkekasih Jieun itu tengah berada di sebuah lapangan futsal sore ini.

"Dia tidak bilang jika ada latihan futsal malam ini." Gumam Jieun.

Jieun menghela napas. "Lagipula untuk apa aku mengkhawatirkan dia? Nanti juga akan menelponku."

Hubungan Jieun dan Jake memang penuh dengan kebebasan namun juga memegang komitmen satu sama lain. Jieun sadar terlalu mencengkram sesuatu miliknya akan menjadikan hubungan yanh tidak sehat, terlebih keduanya sudah bukan lagi anak belasan tahun.

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang