"Padahal tidak usah repot membawaku kesini."
Seunggi yang masih sibuk memilih menu itu menatap Jieun singkat seraya tersenyum karena melihat raut wajah Jieun.
"Sebagai ucapan terimakasih."
Jieun menaikkan alis kanannya.
"Karena sudah mau menemaniku sabtu kemarin ke acara pernikahan temanku." Jelas Seunggi.
Jieun menopang dagunya. Hanya melihat gambar makanan yang berada di buku menu yang tengah di buka perlahan oleh Seunggi sebelum berujar singkat. "Itu kan sudah seminggu yang lalu, kak."
"Jadi tidak mau?"
"Kalau tidak mau kenapa aku disini?" Ujar Jieun seraya mengambil alih buku menu di tangan Seunggi.
"Aku ingin sashimi ya, kak?" Pinta Jieun.
Seunggi terkekeh singkat melihat ekspresi wajah Jieun. "Apapun akan aku belikan."
"Ingin membelikan untuk ayah dan ibu juga, Ji?" Tanya Seunggi.
Jieun menggeleng pelan. "Tidak usah kak, tadi sepertinya ibu masak untuk ayah."
Seunggi mengangguk singkat. Ia menatap Jieun sangat dalam meski gadis di depannya itu sibuk memainkan ponselnya.
"Sabtu depan kita ada kunjungan ke perkebunan kan?" Tanya Jieun.
Seunggi mengangguk setelah menuangkan minuman ke gelas untuk Jieun dan dirinya. "Kenapa?
"Apakah kunjungannya dengan orang tua?" Tanya Jieun.
"Tidak, Ji. Sama seperti tahun kemarin, kita yang akan mengawasi anak-anak dari berangkat hingga pulang." Jelas Seunggi.
"Ada apa?" Tanya Seunggi setelah melihat Jieun.
Jieun menggeleng singkat. "Tidak. Aku hanya memikirkan Taetae."
"Sampai sekarang kau masih belum tahu orang tuanya?" Tanya Seunggi.
Jieun mengangguk ragu. "Kemarin aku bertemu seorang wanita paruh baya disana. Aku pikir itu adalah orang tua Taetae, ternyata hanya pembantu rumah tangga yang mengurusnya pada jam tertentu."
"Dan seminggu lalu--"
Kalimat Jieun terputus, membuat Seunggi menaikkan alisnya kala menanti kalimat selanjutnya dari Jieun.
"Seminggu yang lalu ada apa?" Tanya Seunggi.
Jieun menggeleng cepat, berusaha menyadarkan dirinya jika ia hanya salah lihat kala itu. "Ti-tidak ada apa-apa, kak."
"Yakin?"
Jieun mengangguk. "Yakin kak."
"Jika ada apa-apa ceritakanlah padaku, okey?"
Jieun kembali mengangguk singkat.
..
"Langsung pulang saja ya, kak?" Ujar Jieun.
Seunggi mengangguk pelan.
Keduanya berjalan berdampingan seraya bercerita satu sama lain, kebetulan Seunggi dan Jieun satu fakultas meski beda angkatan. Seunggi merupakan kakak tingkat Jieun semasa kuliah.
"Jadi, kakak pernah menyalonkan diri sebagai presiden mahasiswa?" Kekeh Jieun seraya menyeruput minumannya.
Seunggi mengangguk dengan percaya diri. "Kau memilih siapa saat itu, huh?"
Jieun kembali tertawa, mengambil langkah kecil sebelum berlari dan berujar. "Maaf kak, aku memilih kak Minho."
Seunggi memasang raut wajah marah yang dibuat-buat, membuat Jieun terpingkal seraya menghentikan larinya dan memegang perutnya yang sakit akibat menertawakan kakak tingkatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!