Sejak malam itu, malam dimana nama Min Yoongi disebut oleh Coinín saat menjadikan Tehyung sebagai sanderanya; tim Alpha kini seperti lumpuh karena kehilangan ketua dan kehilangan kepercayaan akan sosok sang senior.
Kala nama Min Yoongi disebut, dirinya hanya terdiam menanggapi beberapa pasang mata yang melihatnya penuh tanya dan penuh keraguan. Terlebih sosok Kim Namjoon yang terlihat sangat mengintimidasi seolah ingin mengetahui penjelasan langsung dari sosok senior yang sudah ia dan Taehyung anggap sebagai kakak sendiri.
Disinilah Min Yoongi berakhir, di ruang introgasi; setelah menyerahkan kedua tangannya untuk kemudian dipasang borgol oleh Namjoon tepat setelah mobil van itu terparkir di halaman kantor.
"Hyung, sudah 30 jam hyung disini. Apa hyung masih akan bungkam?"
Yoongi menghela napas pelan.
"Aku akan matikan kamera dan memastikan tidak ada yg bisa mendengar pembicaraan kita. Tapi tolong beri aku petunjuk hyung." Lirih Namjoon.
Pria tinggi itu kini sudah berjalan keluar, mematikan semua kamera dan perekam suara yang berada di ruang pengamat.
"Kalau hyung masih menganggap aku dan Taehyung sebagai adik, beri kami petunjuk agar bisa menangkap Coinín."
Namjoon membenarkan posisi duduknya, meletakkan kedua tangannya diatas meja dan memastikan agar Yoongi percaya jika dirinya tak menyimpan benda perekam apapun disana.
"Aku akan bilang jika hyung memilih bungkam selama 48 jam karena benar-benar tidak terlibat dan tetap berada di tim Alpha untuk menangkap Coinín."
Yoongi menghela napas gusar. Kali ini pria berkulit pucat itu ikut meletakkan tangannya diatas meja.
"Yang dikatakan Coinín itu benar. Aku terikat sebuah kesepakatan dengannya."
"Identitas Coinín yang sebenarnya siapa hyung?"
"Maaf Joon, aku masih belum bisa memberitahumu. Karena aku masih belum yakin apakah dia bekerja secara individual atau ada beberapa orang di belakang yang mengontrolnya."
"Dan aku masih belum yakin apa motifnya, mengingat cara dia menghilangkan anggota tubuh korban dan memilih korbannya dengan latar belakang emosi yang sama." Lanjut Yoongi.
Namjoon hanya terdiam mengamati semua kalimat yang diucapkan Yoongi. Terlebih, seniornya itu terlihat sangat serius dan menampakkan sorot mata nanar pada dirinya.
"Beri aku petunjuk lain, hyung." Ujar Namjoon.
"Kita harus melacak lokasi Taehyung terlebih dahulu. Aku khawatir Coinín sudah mengetahui penyamaran Taehyung."
Kali ini Namjoon mengangguk setuju. Ia kembali bangkit dari duduknya dan kembali berjalan ke ruangan sebelah, tentu saja untuk menyalakan kamera dan perekam suara kembali.
"Tetaplah diam selama 48 jam hyung."
Yoongi mengangguk. "Aku percayakan tim Alpha padamu, Joon. Tolong temukan lokasi Taehyung sebelum aku keluar."
Setelah Namjoon meninggalkannya, ia hanya terdiam dengan pandangan lurus. Dirinya masih belum tahu siapa Coinín dibalik penutup wajah dan pengubah suara itu. Tapi ia meyakini satu hal siapa dibalik itu semua yaitu Lee Jieun; penulis ternama dengan buku-bukunya yang sangat fenomenal.
Terlebih yang sangat Yoongi ingat adalah pengubah suara Coinín saat itu sempat mati hingga ia bisa mendengar suara asli dari pembunuh sadis itu. Tapi sialnya dirinya harus terlibat sebuah kesepakatan ketika hendak menangkap wanita itu.
..
Mata Taehyung kembali terbuka setelah beberapa jam lalu dirinya tak sengaja tertidur setelah memikirkan beberapa hal yang tentu saja mengganggu pikiran dan isi kepalanya. Sebuah sinar lampu yang kini menyilaukan indera penglihatannya harus berusaha ia tutupi dengan kelopak matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!