"Tim Alpha, masuk."
Suara itu terdengar tepat di telinga ke enam anggota Tim Alpha yang tengah bertugas. Berbahan earphone sebagai alat komunikasi dan sebuah senapan keenam pria yang berpangkat sebagai polisi divisi kejahatan ini mengawasi sebuah rumah mewah di kawasan pusat kota Gimpo.
"Mino, Siha stand by di mobil."
"Mino, Siha stand by."
Kedua pria itu lantas mundur dari posisinya, kembali pada lokasi mobil van hitam milik mereka dan mengawasi keempat temannya di dalam mobil. Tentu saja dengan kewaspadaan yang sama dengan rekannya yang berada langsung di TKP.
Kronologinya adalah; Tim Alpha malam itu mendapat panggilan dari sebuah telepon umum di sisi jalan dekat dengan area tersebut. Si penelpon ini menyebutkan jika ia melihat seorang pria setengah baya membawa sebuah karung yang basah dengan sebuah noda darah yang ada di jas pria tersebut. Bukti lain adalah, pria itu dengan enteng memainkan sebuah gantungan kunci berbentuk wortel.
"Aku dan Yoongi hyung akan masuk." Itu adalah suara Taehyung.
Pria itu sudah berjalan perlahan dengan sangat hati-hati. Mengamati sebuah pagar rumah berwarna hitam pekat dan sebuah bel otomatis yang ada di sisi dinding pagarnya.
"Taehyung, kau yakin?"
"Hyung, aku tidak pernah yakin dengan keputusanku. Tapi kita tidak akan tahu kebenarannya kalau tidak periksa sendiri."
Yoongi mengangguk, setuju dengan rekannya. Setelah saling kontak beberapa saat, dirinya mulai menekan sebuah bel disana.
Tepat tiga kali bel itu dibunyikan oleh Yoongi, si pemilik rumah nampaknya baru menjawab. Setelah bernegosiasi, akhirnya mereka diizinkan masuk.
"Saya sudah bilang, silahkan saja periksa semua barang disini."
"Boleh saya periksa semua benda disana dapur anda?"
Pria paruh baya itu mengangguk meski dahinya berkerut keheranan. Kenapa kedua polisi ini bisa sampai ke rumahnya.
Ketiganya saling tatap ketika mendapati sebuah karung yang basah dan ada noda darah disana. Taehyung yang sudah menodongkan pistolnya itu kini terlihat waspada.
Matanya dengan cepat menangkap objek benda tajam di sekitar pria yang kini sudah mengangkat kedua tangannya. Pria itu nampak menghampiri Taehyung dengan tangan terangkat.
"Ini adalah rusa. Saya baru pulang berburu dengan rekan perusahaan saya."
"Buka." Titah Taehyung pada Yoongi yang jaraknya lebih dekat disana.
Yoongi menuruti dengan sigap membuka karung itu, melihat betapa banyaknya noda darah disana dan juga tubuh rusa yang terlipat tidak beraturan.
"Ini benar rusa." Ujar Yoongi seraya membuka lebih lebar dan memperlihatkannya pada Taehyung.
Taehyung mengangguk.
"Seorang anonim menyebutkan jika anda memiliki sebuah gantungan kunci berbentuk wortel yang saat ini tengah memenuhi berita di tv nasional. Benar?"
Pria itu merogoh saku celananya, mengambil sebuah gantungan kunci yang sangat familiar di mata para polisi ini.
"Dimana anda mendapatkan ini?"
"Saat saya pulang dari--"
"Siapa pah?"
Taehyung menurunkan pistolnya, membungkuk singkat pada seorng wanita yang mungkin memiliki umur yang sama dengan ibunya.
"Maaf bu mengganggu tengah malam. Saya datang kesini karena mendapat telepon jika suami anda membawa barang yang kini tengah menggemparkan berita karena merupakan ciri khas dari seorang pembunuh keji yang tengah menjadi incaran kami." Jelas Taehyung seraya menunjukkan tanda pengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
Fiksi PenggemarBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!