2002; 10

330 102 13
                                    

"Ayok."

Jieun yang merasa terpanggil karena hanya dia satu-satunya yang tersisa di dekat tenda itu menoleh ke sumber suara. Mendapati sosok Taehyung dengan kepalanya yang tertutup hoodie.

"Ayok."

"Apa?"

"Kau tidak ada teman, kan?"

Jieun mengangguk. Matanya mengedar tatap dan melihat seluruh peserta sudah bersama pasangannya masing-masing untuk menanam pohon.

"Yaudah ayok."

"Ngapain?"

"Menanam benih."

"Aw!" Taehyung meringis seraya memegang perutnya yang berhasil ditinju oleh Jieun.

"Apa Ji?"

"Mulutmu." Ketus Jieun.

"Apa?"

"Itu tadi--"

Taehyung tertawa, memperlihatkan satu kantung bibit pohon pinus pada Jieun. "Memang benih apa yang kau tangkap?"

"Diam."

"Apa Ji?"

"Diam!"

Jieun berjalan ke area tanah kosong untuk menanam bibit yang dibawanya. Membiarkan Taehyung berjalan di belakangnya dan tentu saja pria itu masih menggodanya.

"Kau belum jawab, Jieun."

"Diam, Kim Taehyung." Ketus Jieun.

"Wah aku tidak menyangka Lee Jieun memikirkan hal seperti itu di gunung." Goda Taehyung.

"Diam."

"Aku pikir kau--"

Jieun memicing tajam ke arah Taehyung, sementara tangannya menggali lubang dengan sangat kasar seolah melampiaskan kekesalannya pada Taehyung.

"Diam atau aku menanam sendiri?" Ketus Jieun.

"Oke diam."

Keduanya kini hanya fokus menaburkan bibit pohon pada tanah yang sudah digali. Tanpa ada percakapan dan hanya benar-benar fokus pada sekop dan bibit di tangan masing-masing.

"Taehyung, sudah ambil pohonnya?"

Taehyung menoleh, menghampiri Woosik seraya berlari kecil untuk sampai lebih cepat. Sementara Jieun masih terus melanjutkan tugasnya, menanam bibit pohon dan menyiraminya sesekali.

"Tumbuh yang tinggi ya.."

"Iya.."

"Diam." Ketus Jieun setelah ia mendengar suara Taehyung lagi.

"Kapan aku boleh bicara?"

"Nanti."

"Kalau sudah di rumah?"

"Kalau aku sudah tidak malu." Jawab Jieun.

Taehyung kembali tertawa terbahak. Tentu saja ia senang sekali menertawakan Jieun.

"Kau seharusnya menghiburku Taehyung, bukan menertwakanku." Cibir Jieun.

"Besok pulang." Ujar Taehyung.

"Terus?"

"Disini ada hamparan ilalang tinggi, tidak mau kesana?"

"Memang boleh?" Tanya Jieun.

"Boleh, kan aku ketuanya."

Jieun kembali memukul pundak Taehyung. Mendengus sebal seraya berujar. "Jangan menyalahgunakan jabatan, Kim Taehyung."

-VIU SERIES-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang