"Saya tunggu disini saja."
Yuna mengangguk mengerti.
"Biasanya launch box itu diantar sampai mobil atau tidak?"
"Bulan lalu saat bapak pesan untuk acara panti asuhan itu diantar sampai mobil pak, tapi sama seorang pekerja disini karena pemilik restorannya sedang ada acara di sekolah anaknya."
Taehyung ingat sekali saat itu, saat dirinya baru pertama kali menginjakan kaki di Korea. Setelah selama hampir setahun ia mencari informasi mengenai keberadaan istri dan anaknya. Tempat ituㅡSekolah Beomgyu adalah tempat yang ia kunjungi pertama kali.
"Bapak kenapa tidak mengunjungi mereka saja?" Tanya Yuna.
Asisten pribadinya yang Taehyung rekrut sendiri karena Yuna adalah seorang perawat yang sempat merawatnya selama hampir dua tahun masa terapinya dulu. Semuanya sudah Taehyung ceritakan pada Yuna tentang bagaimana ia akhirnya ditemukan dan bagaimana identitasnya bisa berubah. Juga hidupnya.
"Mereka akan pingsan dan mengira aku adalah setan."
Yuna tertawa ringan. Lantas memberikan sebuah masker dan topi pada bosnya itu.
"Nih pak, biar tidak ketahuan. Kali saja pemilik restorannya ada disini."
Taehyung hanya tertawa ringan. Mendengus kala Yuna di depannya ikut tertawa meski wanita itu sudah turun dari mobil.
Matanya melihat sebuah restoran dengan desain yang ia tahu itu adalah khas Jieun. Entah seperti apa perjuangan istrinya itu ketika membangun dari awal sebuah bangunan nan cantik ini.
Berkali-kali bibirnya selalu merapalkan kata maaf. Hingga air matanya menetes membahasi pipinya kala ia melihat sosok remaja laki-laki memasuki restoran. Itu adalah anaknyaㅡKim Beomgyu yang kemarin lusa memanggilnya dengan sebutan 'papa'.
Taehyung masih mengamati restoran itu, hingga ketiganya berbincang singkat di depan restoran. Jieun tampak memimpin perbincangan dengan Yuna sementara Beomgyu yang terlihat lebih tinggi dari sang mama itu hanya menempeli mamanya seraya sesekali mencubit singkat lengan mamanya.
"Gyu, sakit lho. Malu juga ini sama tante." Gumam Jieun kala Beomgyu masih mencubit lengannya.
Beomgyu hanya mendengus, sementara Yuna terkekeh pelan.
"Anaknya ya bu?"
"Benar, anak satu-satunya. Jadi ya beginilah, manja sekali dia."
"Tapi kalau sama teman-temannya.. Sok jagoan sekali." Bisik Jieun meski masih terdengar oleh Beomgyu dan berakhir tangannya digigit oleh anak tunggalnya itu.
"Masuk sana ke dalam, mama sudah siapkan makan. Sebentar lagi kita pulang, mama antar ini dulu ke mobil." Ujar Jieun.
"Ma tahu gak?"
"Apa?"
"Soobin sudah pulang hari ini?"
"Oh ya? Kalau begitu nanti setelah mama beres-beres kita ke rumah Soobin ya?"
Beomgyu mengangguk lantas mencubit pipi sang mama sebelum dirinya berlari masuk ke dalam restoran. Di tempatnya Jieun hanya mendengus sebal seraya terkekeh pelan dan membungkuk singkat pada Yuna.
"Anak itu, ada-ada saja." Gumam Jieun.
Yuna hanya mengangguk seraya ikut terkekeh. "Namanya juga anak laki-laki."
"Benar. Ah iya, jadi mobil mana yang akan membawa launch box-nya?"
Yuna menunjuk sebuah mobil cokelat gelap yang terparkir di sebelah mobil Jieun. "Itu bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
-VIU SERIES-
FanfictionBerisi Long Story VIU yang lebih dari 10 sub chapter. Masing-masing chapter bisa berbeda genre. Hope y'all like it!