Keputusan-Keputusan

319 25 3
                                    

"Bagaimana denganmu, Jin hyung?" tanya Namjoonie yang seketika menoleh pada Jin hyung yang duduk di seberangnya. Jin hyung baru kembali sampai sekarang tiba gilirannya untuk menjawab tentang kontrak itu. Yang lainnya juga menunggu giliran.

Seokjin menghela nafas, ekspresinya belum pernah seserius ini sebelumnya, Ia tak langsung menjawab, jarinya yang lembut dan panjang hanya mencepit kertas penawaran kontrak itu tanpa dilihatnya lebih lama.

"Kalian mungkin sudah tahu lama" Seokjin buka mulut akhirnya, "Aku tak akan melanjutkan tanpa grup" ucapnya

Maksud dari perkataan Seokjin seolah langsung menuju ke Taehyungie, membuat beberapa orang mengalihkan tatapannya ke Taehyung. Si beruang musim dingin itu juga bukan tak menyadari, tapi Ia juga tak bisa berbuat apa-apa, Ia hanya bisa menelan ludah getir sambil menerima kenyataan, mungkin member akan menyalahkannya setelah ini.

"Aku tak sedang mencoba menekan siapapun untuk melanjutkan kontrak, karena dari jaman dulu aku juga sudah tahu kita semua menderita, penderitaan yang panjang. Semua orang memikirkan untuk berhenti, bahkan mungkin pada pembaruan kontrak kita yang kesekian kali." ucapnya.

Tak ada yang menyela pembicaraan Seokjin, "Tapi waktu itu, aku adalah yang terakhir memperbaharui kontrak, memastikan apakah semua orang melanjutkannya.."

"..."

"Itu karena, satu-satunya alasanku bertahan adalah grup, kita semua" Ucapnya lirih, Ia terkekeh menoleh ke arah Suga, "Yoongi-ah, apa hyungmu ini terdengar naif?"

Suga yang dipanggil namanya hanya menoleh, menatap wajah Seokjin tanpa mengatakan apa-apa dan Seokjin juga terlihat tidak menunggu jawaban, Ia hanya berbicara.

Seokjin menghela nafas, "tawaran PD-nim sangat menarik, kemitraan yang lebih kuat dengan saham yang diwariskan lebih banyak kepada kita.. tapi aku tahu itu tidak sebanding dengan .. Bangtan Seonyeondan"

"Jin hyung" Hobi mendesah, Ia sedih.

"Dan.. jika kehilangan satu saja anggota, maka tidak akan ada grup lagi, aku tak punya motivasi untuk bekerja di bidang ini lagi, aku tak punya bakat yang cukup bagus untuk terus dikembangkan, suaraku tidak bagus-"

"Hyung!" potong Namjoon seketika, alisnya berkerut, "Jangan berkata seperti itu"

Seokjin hanya tersenyum tipis mendengar perktaan Namjoon, "Namjoon-ah, aku tidak sedang merendahkan diri sendiri, aku hanya besikap realitis" Seokjin menghela nafas, air matanya memanas.

Namjoon yang tak bisa berkata apapun lagi, hanya bisa mendekat, mengelus bahu Seokjinie, mencoba mengerti.

Seketika suasana menjadi tegang. Jungkookie adalah maknae yang paling dekat dengan Seokjinnie, Ia tak bisa berbohong untuk tidak sedih, bahkan kini Ia sedang duduk di samping Jin hyungnya sambil menggigit bibirnya, "Apa ini artinya hyung tak akan mendatangani kontrak?"

Seokjin menoleh, wajahnya tak ada kasih sayang, sepenuhnya keseriusan, "..."

Jungkookie yang hampir putus asa juga tak bisa berbuat apa-apa selain memeluk Seokjin hyung dengan setengah terisak.

Namjoon menghela nafas, menyudahi pertanyaanya pada Seokjin hyung, permulaan ini sudah cukup untuk mendapat gambaran. Seokjin mungkin akan tetap bertahan jika grup lengkap, tapi jika tidak, maka Ia juga akan pergi. Itulah keputusannya.

"Suga hyung?" ucap Namjoon menyebut Suga untuk bergiliran, "apa kau akan berencana melanjutkan kontrak?"

Suga terdiam sejenak, Ia tak merubah ekspresi dan posisinya, Ia berdecah, matanya agak sedikit berkabut meskipun dengan susah payah ditahannya. Hingga akhirnya menjawab, "aku.."

My YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang