Seminggu kemudian
"Biarkan dia" kata Namjoon lembut menepuk bahu Jungkookie yang hampir beranjak dari sisinya. Mata anak itu menatap lirih pada bayangan kekasihnya, ingin sedikit lebih dekat untuk menemaninya.
Sudah seminggu sejak pertemuan grup untuk membahas kontrak itu berlalu, Taehyungie kembali seperti dulu, wajahnya dingin seakan sinar semangatnya telah redup kembali. Dibalik poni keriting dan bulu mata dengan garis hitam yang tegas, belakangan matanya sering agak berkaca-kaca. Namun anak itu selalu menyangkal bahwa Ia tidak sedih. Tentu saja Ia sangat sedih, pekerjaan ini baginya adalah beban yang hampir merenggut seluruh kewarasannya.
"Dia perlu waktu" Lanjut Namjoonie lagi yang membuat Jungkookie melunak dan menuruti perkataan Hyungnya dan kembali duduk di sofa ruang tengah. Jungkookie hanya mendesah, mengabaikan netflix yang diputar didepan televisi mereka sambil mengikuti Taehyungie dengan sisa tatapannya.
Ting tong!
Bel pintu berbunyi, tak lama dua orang masuk. Suga dan Jimin, dengan mantel tipis dan tas selempang, pakaian khas musim semi yang mulai hangat. Suga membawa sebuah kardus kecil di kedua tangannya meninggalkan Jimin di belakang yang masih menyusun sepatu. Langkah kaki si kucing putih terhenti ketika melihat Namjoon dan Jungkookie di ruang tengah sedang menonton netflix."Kau sudah kembali Suga hyung?" tanya Namjoonie pertama tanpa beranjak dari sofanya.
Suga meletakkan kardus yang dibawanya di atas meja sofa di depan Namjoon dan Jungkookie lalu duduk di sofa lainnya, "oh" jawabnya.
"Apa ini?" tanya Namjoonie lagi
"Surat army"
"Oh? Suga hyung?" goda Namjoonie, "apakah sekarang ini adalah gayamu?"
"Apa maksudmu?"
"Kau tak biasanya begitu romantis"
"Jimin membuatku harus membawanya" ucapnya mencoba mengelak
Jimin yang baru saja datang hanya terkekeh setengah mengejek, "aku sudah memisahkannya di dalam, Namjoon hyung, Jungkookie, kalian juga ambil surat-surat itu" ucap Jimin.
"Gomawoyo"
Jimin berdiri tak lama, Ia langsung beranjak dari ruang tengah menuju ke kamarnya.
Musik lembut mengalun memenuhi kamar tidurnya dan Taehyungie. Taehyungie sedang duduk di kursi kamar mereka yang tampaknya dipindahkannya dari kursi komputer menghadap ke jendela. Jendela kamar mereka menghadap ke halaman kecil dormitory yang sudah lama tak terurus, ada sebuah ayunan kecill dengan rumput liar dan bunga daisy kuning kecil yang basah bekas hujan semalam. Dulu tempat itu adalah area bermainnya, saat Ia belum seterluka sekarang, dulu halaman kecil yang memanjang hingga ke dapur itu sering digunakan untuk barbeque atau bahkan hanya berbaring di atas rumput saat musim semi yang hangat tiba.
"Taehyung-ah" panggil Jimin lembut, langkahnya perlahan menghampiri sahabatnya.
Taehyung tak menjawab, tapi Ia tahu Jimin baru kembali, Ia mengabaikan Jimin
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya lagi
"Ani-" jawab Taehyungie lemah dan lirih
Jimin maju, makin mendekat, Ia membuka tas selempangnya sebelum melepas mantel, mengambil sesuatu yang disimpan, yang nampaknya sudah Ia persiapkan khusus untuk Taehyungie.
"Ini" ucap Jimin sambil menyodorkan pouch transparan yang berisi amplop berwarna-warni pada sahabatnya.
Taehyungie akhirnya menoleh, melihat surat warna-warni yang mencuri perhatiannya sejenak, Ia menerima pouch transparan itu, sudah menebak apa isinya terlebih dahulu. Surat-surat army.
KAMU SEDANG MEMBACA
My You
RomantizmKeputusan apa yang akan diambil Taehyung dan Jungkookie setelah mengalami badai besar pada 2017-2018? Mengingat banyak hal telah menentang cinta mereka, Taehyung tak bisa membiarkan orang-orang membenci dirinya dan Jungkookie, maka berpisah adalah k...