"Aku tidak bisa mempercayainya..." Ucap Aera.
"Benar, aku sendiri dikejutkan dengan fakta bahwa dia juga mau mengakuinya secara langsung."
"Apa yang pernah kami lakukan padamu, huh?" Tanya Yuffie kepada Xia.
"Secara langsung? Tidak ada... tetapi Manusia bodoh seperti kalian memiliki sebuah benda yang sangat aku butuhkan selama seumur hidupku."
"Aku sudah hidup di dalam dunia ini selama bertahun-tahun lamanya, mencoba untuk bertemu dengan seorang Dewa yang pernah aku hina!"
"Pembunuh seperti diriku rasanya ingin mengetahui perasaan untuk bertemu dengan Dewa lalu membunuhnya secara langsung."
"Terima kasih kepada warga Vectona, aku berhasil menikmati masa yang ada di depanku seperti zaman milenial dan futuristik."
"Mereka juga bilang padaku bahwa harta berharga yang dinamakan sebagai Relic dapat membuat diriku pergi meninggalkan dunia ini untuk bertemu Dewa."
"Dan aku memutuskan untuk menetap di dalam rumah yang sudah diatur oleh salah satu warga Vectona..."
"Semua kereta yang melewati jembatan rel itu akan menabrak satu sama kain, setiap tubuhnya aku periksa untuk mencari Relic itu."
"Ya... aku mengendalikan seluruh pusat kereta untuk datang ke tempat ini serta menyebabkan tabrakan antara kedua kereta yang datang dari arah berlawanan."
"Aku tahu Relic itu ada di tangan salah satu dari kalian... itulah kenapa aku mencoba untuk bersikap layaknya manusiawi untuk menerima kepercayaan kalian."
"Xia, bagaimana bisa kau melakukan semua ini...? Sebelumnya kita selalu menghabiskan waktu bersama-sama dengan penuh kesenangan." Kata Juliet.
"Ugh, kau menjijikkan." Ucap Zoiru dengan ekspresi yang terlihat seperti merendahkan Xia.
"Dan dia tahu arti dari menjijikkan yang sebenarnya." Lanjut Sakti.
"Kita harus melakukan sesuatu padamu, Deathsinger." Aera mulai mendekati Xia sampai mereka semua mencoba untuk mengepung dirinya dari depan.
"Nyawa di bayar nyawa, dia ada pembunuh berantai yang sempat menjatuhkan banyak sekali nyawa di masa lalu."
"Dan sekarang dia sendiri sudah membunuh banyak sekali nyawa tak bersalah dalam dunia ini."
"Bagaimana kalau kita memberikan dirinya hukuman berupa sebuah ruangan yang dipenuhi Zombie?!" Tanya Marco yang terlihat kesal.
"Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak akan membiarkan kalian melakukan itu padaku, tidak, jangan!" Xia melangkah ke belakang dengan ekspresi ketakutan.
"Ini adalah SALAHMU! Kau membuat diriku seperti ini, Yuffie!" Seru Xia selagi menunjuk Yuffie dengan penuh amarah.
Xia mengeluarkan dua pisau melalui sakunya tetapi ia bisa melihat Yuffie mengeluarkan sebuah tongkat yang memiliki tegangan listrik di dalamnya.
"Sadarlah batasanmu, Manusia. Kau tidak bisa melakukan pembunuhan terhadap seorang Dewa yang sudah menciptakan dirimu dan seisi dunia ini."
"Aku akan melawan kalian semua! Satu per satu akan menerima arti dari kematian yang sebenarnya...!" Xia melangkah ke belakang sampai lantai di bawahnya langsung terbuka lebar.
"... ...!" Musik kematian itu kembali terdengar dengan nada yang sangat keras sehingga padangan mereka dikejutkan dengan semburan cairan yang begitu merah.
"Perangkap lainnya! Ayo! Kita harus membantu dirinya!" Marco mencoba untuk mencari kain untuk menahan semua darah itu.
"Setelah apa yang ia lakukan? Bodoh sekali, dia sudah dipastikan mati dengan perangkapnya sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]