"Shinichi, Ibunda tidak mengetahui apa yang kau coba maksudnya, nak." Jawabnya, masih sibuk dengan tanah yang dia gunakan untuk bercocok tanam.
Pandangan Shinichi terus melihat banyak sekali hal yang begitu buram, rasanya ia mengalami perpindahan ke tempat yang berbeda karena pikirannya sendiri.
Ketakutan itu secara keseluruhan mengendalikan Shinichi seperti boneka sampai Overseer-01 merasa tertarik dengan dirinya yang bisa bertahan dari kematian dan kerusakan mental.
Biasanya seseorang yang sudah menerima semua itu akan pasrah sampai menyerahkan diri langsung pada kematian dengan cara bunuh diri.
"... ..."
Ekspresi Shinichi terlihat begitu kosong sampai pergerakannya juga terlihat sangat abnormal karena akal sehatnya sudah mulai hilang.
Overseer-01 mulai fokus pada Shinichi lalu memberikan banyak sekali ketakutan dan juga halusinasi pada dirinya untuk menantangnya lebih jauh lagi.
"Aku sungguh bersyukur memiliki keluarga ini, aku tak ingat apa-apa, maaf jika aku sering menyusahkan selama ini," Ujar Shinichi berjongkok di sampingnya, menatap Ibunya yang masih tersenyum.
"Ayolah, kamu sudah aku anggap sebagai putra kesayangan."
"Kita pernah belajar bersama agar kamu bisa meraih berbagai prestasi yang sangat besar, ingat ketika kamu adalah lulusan terbaik akademi itu?"
"Kamu ini putra yang sangat menurut, bukan?" Ujarnya sembari melepas sarung tangan itu lalu menyentuh pucuk kepala Shinichi.
"Kenapa, Ibunda harus memilihku?"
"Di sana... masih ada banyak sekali seseorang yang lebih baik dariku, aku hanyalah anak pertama yang sudah tidak perlu menerima dukungan apapun lagi." Ujarnya selagi menurunkan pandangan sampai keningnya tiba-tiba disentil oleh Shinobu.
"Aw! Sakit Ibunda..." Ucap Shinichi sembari menggosok kening yang panas karena sentilannya.
"Dulu saat aku memberikan diriku bantuan ketika kamu sedang berlatih dan belajar, Ibunda melihatmu yang begitu kesepian," Ujarnya menatap Shinichi yang masih menggosok keningnya.
"Di saat yang lain sibuk bermain sebagai saudara, kamu malah diam termenung di bangku teras, kamu ingat aku menyapamu dan mengajakmu bermain catur 'kan...?"
Halusinasi itu mulai membuat Shinichi membayangkan dirinya hidup dalam sebuah cerita dimana dirinya menderita karena kesepian.
Tetapi semua itu tidak cukup untuk membuat dirinya mengalami 'Mental Breakdown', dia terus memberontak dengan menghantam kepalanya pada tembok dengan cepat.
Semua tindakan yang ia lakukan tak membuahi hasil apapun bahkan Koizumi dan Konomi sudah terpengaruh dengan hawa dari ruangan itu.
Mereka hanya perlu menyingkirkan satu Overseer lagi untuk bebas, tetapi semua itu berada di tangan Overseer-01 yang bisa saja menjatuhkan mereka ke ruangan lainnya.
Seperti Shinobu, Bobby, dan Elio yang sudah mengusir semua Overseer itu sampai mereka sudah dipindahkan sebanyak sepuluh kali.
Beruntungnya mereka belum terpengaruh dengan ketakutan yang merusak pikirannya sama sekali, Overseer-01 mulai fokus kepada Shinichi yang terus masih bertahan.
"Aku tidak menyangka diriku akan melihat seorang Manusia yang bisa bertahan sejauh ini..."
"Itu artinya ketakutan tidak bisa disebut sebagai sesuatu yang kuat karena masih bisa dikalahkan dengan tekad dan keberanian seseorang." Overseer-01 mulai berbicara di dalam hatinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]