"Hah!? Ngidam menghancurkan alam semesta?" Sakti memasang reaksi yang terlihat kaget mengetahui Shinobu bisa berpikiran seperti itu.
"Kenapa kau terkejut seperti itu?" Tanya Koizumi.
"Apa yang kau maksud dengan 'kenapa?', biasanya para wanita hanya ingin mengidam makanan saja seperti seblak atau semacamnya."
"Dan itu Sakti... alasan kenapa gadis Legenda memang sangat brutal dalam keadaan tertentu."
"Bukan ketika hamil saja mereka ngidam seperti itu, ketika datang bulan saja mereka ingin melakukan apapun yang berkaitan dengan kehancuran atau pertarungan."
"Hanya saja mereka pasti mengetahui batasannya, semisalnya menghancurkan planet atau alam semesta yang tidak dihuni."
Sakti menatap para gadis dengan ekspresi penasaran, "Apakah itu benar?!"
Mereka menjawab pertanyaan itu dengan anggukan sedangkan Shinobu menggelengkan kepalanya, "Ketika datang bulan, Koneko hanya ingin melampiaskannya kepada Zephyra kok."
""Heh!?""
"Kau tahu, dia masih tinggal di dalam cerita yang aku buat. Biasanya dengan meningkatkan penyiksaan dan penderitaan di dalam sana akan terasa menyenangkan."
"Menurunkan rasa sakit dan stres juga ketika datang bulan." Shinobu terkekeh.
"Memang ya... gadis Legenda itu sangat berbeda dengan apa yang aku harapkan."
"Memangnya kau mengharapkan seperti apa? Dari arti Legenda sendiri bahwa mereka ini ras pejuang yang akan memprioritaskan tujuan untuk mencatat sejarah."
"Wajar saja jika kedua jenis kelamin membagikan dedikasi yang begitu besar."
"Setelah gadis Legenda selesai dengan tujuannya maka keutamaan mereka adalah menikah dan mempunyai anak lalu menjadi ibu rumah tangga yang mendidik anak mereka."
"Kau memang memiliki banyak sekali pengalaman soal itu ya." Kata Shinichi.
"Tentu saja, aku memiliki banyak istri Legenda sejak itu."
"Kemudian apa yang terjadi?"
"Bukannya Toumension yang kau Juni sudah terhitung damai tanpa adanya masalah dan konflik yang berlebihan?"
"Iya, Ibunda menciptakan alam semesta lainnya lalu menghancurkannya beberapa kali."
"Bahkan aku sendiri dapat merasakannya ketika di dalam perutnya, ledakan alam semesta yang begitu keras sampai aku terinspirasi."
"Dua bulan kemudian..."
...
...
"Hari-hari serasa begitu padat, aku sampai dibuat bingung sendiri..." Batin Ryosei.
"Padahal Shinobu yang harus menanggung kehidupan baru di tubuhnya sedangkan untukku..."
"...aku malah bingung sendiri."
"Hamil... memiliki anak seorang Legenda dengan darah campuran yang menjadi satu."
"Tidak kusangka akan begitu merepotkan."
"Tapi, tentu saja... itu wajar. Wajar bagi orang tua."
"Betapa susahnya, dan berharganya lahirnya sebuah kehidupan. Sekarang aku bisa merasakannya."
"Jika aku merasakannya maka Shinobu pasti merasakannya lebih dari itu."
"Dan akhirnya, hari yang dinantikan datang juga..."
Ryosei menerima izin masuk oleh seorang suster bahwa dirinya sudah diperbolehkan untuk bertemu dengan Shinobu.
Ketika ia masuk ke dalam ruangan itu, pandangan dikejutkan dengan kebahagiaan yang tak ada batasannya sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]