"Kau memang memperlihatkan bahwa dirimu layak menjadi putra dari Shinobu Koneko dan Ryuusaku Ryosei." Zoiru mengakuinya.
Perjuangan yang dilakukan oleh Shinichi menerapkan arti dari Work Hard dan Work Smart yang sebenarnya sampai ia tidak merasa lelah ketika melakukan perjuangan yang sulit.
Perjuangan sesulit apapun jika ia tuangkan kecerdasannya ke dalam maka ia akan berpikiran semua ini tak berarti.
Semua jurang yang sudah menyambut dirinya tertutup karena pikirannya yang selalu terbuka hingga di umur sepuluh tahun, dirinya sudah bisa menggunakan The Mind dengan baik.
"Terima kasih, Zoiru."
"Semua itu tidak bisa aku lakukan sendirian tanpa dukungan Ibunda." Shinichi menatap Shinobu yang sedang memperhatikan ingatannya itu di depan.
"Motivasimu yang sebenarnya adalah Ibundamu sendiri?" Tanya Zen.
"Tentu saja, tanpa beliau akan takkan pernah bisa mencapai kehebatan sejauh ini."
"Intinya aku berjuang untuk bisa membanggakan Ibunda serta menjadi putra yang sangat berbakti pada beliau."
Shinichi berlutut pada Shinobu dimana ia langsung menerima usapan darinya, "Anak yang pintar... terima kasih karena sudah mau berusaha sejauh ini."
"Sama-sama, Ibunda. Aku melakukannya untuk mengenang jasa para Legenda dan Mythologia yang sudah gugur."
Mereka kembali fokus dengan gambaran ingatan Shinichi yang harus saja selesai menggunakan The Mind, "Di sini aku lebih fokus berlatih dan mengajari adik-adikku."
"Karena kita tahu membantu seseorang dalam berlatih dan belajar hanya akan menerima keuntungan yang memperluas pengetahuan kita."
"Dan sejak itu..."
"Aku menyadari sebuah keanehan yang bahkan Ibunda sendiri tidak dapat melihat dan merasakannya..."
"...hanya saja beliau sempat memberikan diriku perkataan isyarat bahwa hanya aku saja yang bisa merasakan dan berinteraksi dengannya."
"Apa maksudmu?"
"Morgan, dia turun tangan dengan Toumension yang aku huni."
"Seingatku dia menjatuhkan seseorang yang membawa konflik."
"Konflik itu tidak begitu besar untuk dunianya karena tujuan utamanya adalah menculik kelima adik perempuanku."
...
...
Shinichi mendatangi rumahnya yang terlihat sangat besar, ia menyadari kelima adik perempuannya yang sedang memperhatikan dirinya dari jauh.
"Kakak!!!" Shio mendatangi Shinichi lalu melompat ke arahnya untuk memberikan pelukan yang sangat erat.
"Shio, Kakak baru saja selesai latihan... bisa-bisa aroma tubuh Kakak tidak kamu sukai loh."
"Tidak kok~ Shio sangat menyukai aroma ini..." Shio mengeratkan pelukannya lalu memberikan beberapa jilatan pada pipinya seperti kucing.
"Shio... itu tidak adil... aku juga ingin menyambut Kakak seperti itu..." Ucap Shioka selagi menguap dimana ia langsung berbaring di atas rerumputan.
"Hei, jangan tidur sembarangan seperti itu, Shioka." Shinichi menumbuhkan ekor kucingnya untuk mengangkat tubuh Shioka.
"Yo, Kak Shinichi." Shioyu menyambut Shinichi selagi mengangkat tinjunya dimana ia langsung menerima jotosan kecil.
"Sepertinya kamu tidak terlihat girang seperti Shio ya."
"Hmm, entahlah. Shioyu sedang sibuk membaca buku." Shioyu menatap Shinichi dengan tatapan kalem dimana kedua matanya terhalang dengan lensa mata yang memperlakukan banyak tulisan buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]