Ako kembali sadar ketika ia melihat Shinobu berada di hadapannya selagi melancarkan satu tendangan yang berhasil ia hindari dengan menunduk ke bawah lalu menendang dirinya ke belakang.
Dengan cepat ia melesat ke arah dirinya dimana Shinobu langsung mengangkat kedua tangannya ke atas lalu menurunkannya secepat mungkin sampai Ako tertarik menuju daratan.
Penglihatan Ako fokus kepada Shinobu yang mengangkat kedua tangannya lebih atas hingga menciptakan Supernova yang terbentuk dari kegelapan pekat.
Supernova itu langsung dilempar menuju arah Ako yang baru saja bangkit, ia tidak memiliki pilihan lain kecuali menangkapnya menggunakan kedua tapaknya yang sudah diperkuatnya dengan auranya sendiri.
"Hnggghhhh...!!!" Ako merapatkan giginya kesal selagi mencoba untuk menahan Supernova itu yang mulai mengonsumsi dirinya.
Kegelapan itu menempel seperti parasit yang mencoba untuk menghalangi tubuhnya sendiri, ia langsung melepaskan lebih banyak kekuatan yang membuat pecahan realitas itu semakin parah.
Shinobu menarik nafasnya dalam-dalam lalu ia melepaskan jeritan yang sangat mengerikan hingga Supernova itu mulai menekan tubuh Ako.
Ako menggunakan kedua kakinya yang injak kepada daratan agar bisa menahan Supernova itu yang sudah menghapus apapun yang ada di sekitarnya.
Di dalamnya terdapat sebuah kekosongan yang dapat membuat dirinya musnah, tetapi ia berjaga-jaga agar dirinya tidak terkonsumsi dengan kegelapan yang pekat itu.
Shinobu dan Ako saling mendorong Supernova itu yang dapat memicu ledakan besar, cukup untuk merusak realitas itu lebih lanjut lagi.
Kedua tapak Ako langsung memunculkan cahaya putih sampai mengangkat Supernova itu sedikit demi sedikit lalu ia melepaskan lubang putih yang menghempas serangan itu ke atas langit.
Shinobu hanya bisa diam selagi memasang tatapan yang terlihat kagum dengan Ako, "Cukup mengejutkan."
"Walaupun pikiran dan ingatanmu sudah rusak, setidaknya kau masih bisa melakukan beberapa perlawanan yang cukup menakjubkan."
"Anehnya juga kau bisa mengingat sebuah kemampuan yang dimiliki oleh Ako dulu."
"Aku Ako... tetap saja aku disebut sebagai Ako..." Jawab Ako yang mulai melepaskan pernafasan berat karena kekuatannya itu.
"Hanya saja aku tidak akan pernah melupakan sesuatu yang dinamakan sebagai perjuangan."
"Perjuangan sebagai bangsa Legenda yang akan terus berkembang dalam keadaan apapun itu..."
"Hmph, ternyata masih ingat ya. Kau belum sepenuhnya sempurna jika masih mengingat harga diri bodoh itu yang sudah lamanya mati."
"Jadi kau bilang padaku harga diri seorang Legenda tidaklah penting?"
"Jangan berbicara seolah-olah kau tahu segalanya, bajingan!" Ako melepaskan lebih banyak kekuatan dari tubuhnya.
Entah kenapa kemampuan barunya yang dinamakan sebagai Phantom Myosotia membuat dirinya bertambah semakin kuat sehingga ia ingin sekali mengakhiri hidup jelmaan Shinobu itu.
Zen di sisi lainnya berada di dalam luar halusinasi yang sedang Ako alami, dari tadi ia menyadari Ako di sebelahnya yang sedang memasang tatapan datar.
Matanya juga terlihat sangat kosong karena alam sadarnya berada di tempat lain, Zen mulai melindungi dirinya agar ia bisa bertahan sampai titik dimana mereka berpapasan dengan Shinobu.
Shinobu juga masih sibuk menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan ketakutan bermanifestasi, tetapi semakin lama dirinya di sana semakin terbiasa ia dengan suasananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasyVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]