"Uwahhhh~ imut sekali~" Hinoka melihat kejadian itu secara langsung dengan The Mind yang Shinichi gunakan pada mereka.
Semuanya juga dapat melihat hal yang sama bahkan Shinobu sendiri hanya bisa tersenyum selagi menatap Ryosei dan Shinichi ketika masih bayi.
"Morgan memang merubah beberapa detail... tetapi dia tetap memfokuskan semua itu kepada Shinichi yang seharusnya mendampingi diriku..."
Shinichi menatap Shinobu yang terlihat seperti senang dan bahagia sekaligus bersedia karena air mata mengalir keluar dengan deras.
Shinichi mulai mendekati Ibunya hanya untuk meraih tangannya, "Aku sudah di sini sekarang, Ibunda. Akan kujanjikan keberhasilan untuk dirimu."
"Tujuanku mendampingi Ibunda adalah menjadi putra yang berbakti dan menurut kepada Ibunya sendiri agar bisa menerima kebanggaan yang besar."
"Sampai sekarang aku tidak pernah mengerti dengan kebangkitan kekuatan Heaven..."
"...hanya saja Ibunda selalu bilang padaku bahwa surga berada di tapak tanganmu."
Shinobu tersenyum lalu ia memegang erat tangan Shinichi, "Jangan hiraukan diriku, aku sudah berhasil mendorong dan mengatasi semua kebencian serta amarah itu."
"Biarkan kebahagiaan yang tak dapat aku terima dilihat secara langsung sebagai pengalihan agar diriku tidak lepas kendali."
"Andai saja aku bisa berinteraksi dengan Ryosei, pasti dia akan menceritakan malam pertamanya padaku." Kata Zoiru.
"Hal pertama yang dia katakan tentunya lumpuh."
"Benar juga... Gadis Legenda lah yang berkuasa dalam pertarungan malam, pertarungan itu selesai ketika seorang pria mengaku kalah."
"Dan gadis Legenda takkan pernah menyerah atau kalah sampai pasangannya menyerah."
"Mengerikan sekali."
"Wajar saja tubuh para gadis di sekitar sini montok-montok..." Bisik Sakti.
"Terus apa yang terjadi setelahnya?" Tanya Ako.
"Apakah kita eksis dalam Toumension yang kau huni itu, Shinichi?"
"Tentu saja, justru aku sering bertemu dengan kalian ketika masih kecil hanya untuk melakukan beberapa pelatihan."
"Ketika Ibunda dan Ayahanda sibuk, aku lebih memilih untuk mandiri lalu mendatangi siapapun yang dapat diajak berlatih."
"Fueh? Aku selalu sibuk...?" Tanya Shinobu kepada Shinichi dengan ekspresi khawatir.
"Tenang saja, Ibunda. Ibunda selalu ada setiap saat ketika aku pergi ke tempat lain, rasanya Ibu selalu ada dimana-mana."
"Sejak kecil juga... ketika Ibunda mencoba untuk memecahkan kasus pembunuhan, aku selalu diajak dan digendong kok."
"Tunggu, jadi Toumension ini mengambil latar yang sangat maju dimana semuanya sudah damai ya?"
"Itu benar, semua orang melanjutkan tujuan baru mereka yaitu menikmati kedamaian itu sepenuhnya. Dan tentunya kewajiban lah yang diprioritaskan seperti bekerja dan memiliki keluarga."
"Tetapi sayang sekali kalian belum menikah..." Shinichi terkekeh pelan selagi mengusap kepalanya.
"Mungkin dunia ini hanya difokuskan kepada diriku yang selalu terlihat dengan berbagai macam masalah."
"Ringan juga... tetapi aku selalu menerima banyak pelatihan dari kalian."
"Koneko bekerja sebagai Detektif...?" Tanya Shinobu kepada Shinichi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuusuatouri: Boundless IV
FantasíaVolume Terakhir dari Yuusuatouri [Baca chapter pertama di Mangatoon]